TEMPO.CO, Jakarta - Lonjakan penyakit pernafasan yang dialami Cina saat ini tidak setinggi sebelum pandemi Covid-19, kata seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seraya menegaskan bahwa tidak ada patogen baru atau tidak biasa yang ditemukan dalam kasus-kasus baru-baru ini.
Maria Van Kerkhove, penjabat direktur departemen kesiapsiagaan dan pencegahan epidemi dan pandemi di WHO, mengatakan peningkatan tersebut tampaknya didorong oleh peningkatan jumlah anak-anak yang tertular patogen yang tidak dapat mereka terima karena pembatasan Covid-19 selama dua tahun.
Baca juga:
"Kami bertanya tentang perbandingan sebelum pandemi. Dan gelombang yang mereka lihat sekarang, puncaknya tidak setinggi yang mereka lihat pada tahun 2018-2019," kata Van Kerkhove kepada outlet berita kesehatan STAT dalam sebuah wawancara pada Jumat.
"Ini bukan merupakan indikasi adanya patogen baru. Hal ini sudah diperkirakan terjadi. Inilah yang ditangani sebagian besar negara satu atau dua tahun lalu," tambahnya.
Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional Cina, Mi Feng, mengatakan pada Minggu, 26 November 2023, bahwa lonjakan penyakit pernapasan akut terkait dengan peredaran beberapa jenis patogen secara bersamaan, yang paling menonjol adalah influenza.
Lonjakan ini menjadi masalah global minggu lalu ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta informasi lebih lanjut kepada Cina, mengutip laporan mengenai kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak oleh Program Pemantauan Penyakit Berkembang (Programme for Monitoring Emerging Diseases).
Cina dan WHO menghadapi pertanyaan tentang transparansi pelaporan pada awal pandemi ini, yang muncul di kota Wuhan di Cina tengah pada akhir tahun 2019. WHO mengatakan pada Jumat bahwa tidak ada patogen baru atau tidak biasa yang ditemukan dalam penyakit-penyakit baru-baru ini.
REUTERS
Pilihan Editor: Erdogan Ingin Turki dan Iran Bergandeng Tangan Lawan Kebrutalan Israel di Gaza