TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ribu orang turun ke jalan meramaikan aksi pro-Palestina di London, pada Sabtu, 25 November 2023 untuk mendesak gencatan senjata permanen di wilayah kantong Gaza yang dibombardir oleh Israel sejak 7 Oktober 2023.
Para demonstran membawa poster-poster bertuliskan “Gencatan Senjata Sekarang!” dan “Hentikan Perang di Gaza”, berjalan di sepanjang rute pawai yang berakhir di luar Gedung Parlemen.
Menurut estimasi polisi, sekitar 45 ribu orang hadir dalam protes tersebut, yang terjadi selama gencatan senjata empat hari antara pasukan Israel dan kelompok militan Hamas. Para pengunjuk rasa mengatakan gencatan senjata tersebut — pertama dalam pertempuran yang telah berlangsung selama lebih dari sebulan ini — tidak cukup.
“Kami membutuhkan dukungan penuh untuk gencatan senjata permanen di Gaza,” kata pengunjuk rasa Kate Hudson, 64 tahun, kepada Reuters.
Hudson, yang merupakan seorang aktivis anti-perang, menambahkan, “Sangat disambut baik jika ada jeda… Tapi masalah ini perlu diselesaikan sehingga Palestina pada akhirnya mendapatkan penyelesaian politik yang telah diabadikan dalam resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tak terhitung jumlahnya.”
Polisi mengatakan mereka telah melakukan 18 penangkapan hingga pukul 19.00 waktu setempat di aksi besar-besaran ini, termasuk seorang pria yang terlihat membawa plakat bergambar swastika dan enam orang yang menolak untuk bubar setelah unjuk rasa. Para polisi pun membagikan selebaran untuk memperingatkan para demonstran agar tidak melanggar hukum.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada mayoritas orang yang datang ke London hari ini dan menggunakan hak mereka untuk melakukan protes secara sah,” kata Ade Adelekan, wakil asisten komisaris Kepolisian Metropolitan. “Sayangnya, masih ada minoritas kecil yang percaya bahwa undang-undang tersebut tidak berlaku bagi mereka.”
Lebih dari 120 pengunjuk rasa ditangkap dalam unjuk rasa awal bulan ini, ketika bentrokan terjadi antara polisi dan kelompok sayap kanan yang berkumpul untuk memprotes demonstrasi pro-Palestina.
Selain aksi perihal Palestina, sebuah protes melawan antisemitisme telah direncanakan akan berlangsung di London pada Ahad, 26 November 2023. Polisi Metropolitan London mengatakan lebih dari 1.500 petugas akan bertugas selama akhir pekan untuk menangani dua protes tersebut.
Sebelumnya, mantan Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman dipecat oleh Perdana Menteri Rishi Sunak setelah menulis artikel yang menuding polisi menerapkan “standar ganda” dalam menangani protes, yakni lebih keras terhadap kelompok sayap kanan dibandingkan pada pengunjuk rasa pro-Palestina.
REUTERS
Pilihan Editor Infeksi Pernafasan Merebak di Cina, WHO Duga Terkait Pencabutan Pembatasan Covid