TEMPO.CO, Jakarta - Bekas diplomat Presiden Barack Obama melecehkan penjual makanan halal di New York. Stuart Seldowitz, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil direktur Kantor Urusan Israel dan Palestina Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, terekam dalam video sedang mengejek dan mengancam penjual makanan di Manhattan.
Di tengah perdebatan mengenai perang Gaza yang sedang berlangsung, ia mengatakan kepada penjual makanan itu bahwa semestinya lebih banyak anak-anak Palestina yang mati. “Jika kita membunuh 4.000 anak-anak Palestina, itu tidak cukup,” kata Seldowitz dengan tenang dalam salah satu percakapan yang direkam dalam video dan diposting di platform media sosial X.
Dalam percakapan lain, dia melontarkan hinaan terhadap Nabi Muhammad. Dia juga mengancam akan menggunakan koneksinya di pemerintahan untuk memobilisasi polisi rahasia Mesir melawan vendor tersebut, yang dituduh sebagai “teroris”.
“Mukhabarat di Mesir akan mendapatkan orang tuamu. Apakah ayahmu menyukai kuku jarinya? Mereka akan mengeluarkannya satu per satu,” kata Seldowitz sambil tersenyum.
Penjual tersebut terdengar berulang kali memintanya pergi. Si penjual makanan mengatakan kepada Seldowitz bahwa dia tidak bisa berbahasa Inggris.
Seldowitz mengatakan karena tak mahir berbahasa Inggris, penjual makanan itu menunjukkan bahwa dia “bodoh”. “Anda harus belajar bahasa Inggris, itu akan membantu Anda ketika mereka mendeportasi Anda kembali ke Mesir dan Mukhabarat ingin mewawancarai Anda,” katanya kepada penjual sambil tersenyum.
Seldowitz dilaporkan memiliki karier cemerlang di Departemen Luar Negeri. Ia juga bertugas di Direktorat Asia Selatan Dewan Keamanan Nasional di bawah Presiden Barack Obama. Ia menjadi ketua urusan luar negeri di firma lobi Hubungan Pemerintah Gotham di New York, menurut siaran pers perusahaan tersebut pada tahun 2022 .
Mantan diplomat itu mengakui dalam sebuah wawancara dengan The New York Times bahwa dia marah kepada penjualan makanan tersebut setelah menyatakan simpatinya kepada kelompok Palestina Hamas. Namun tak ada satu video pun yang menyebut penjual makanan itu bersimpati terhadap Hamas.
“Saya menjadi agak kesal dan saya sudah mengatakan banyak hal kepadanya, yang jika dipikir-pikir lagi, saya mungkin menyesalinya,” kata Seldowitz kepada surat kabar tersebut. “Alih-alih berfokus pada dia dan apa yang dia katakan, saya justru malah menghina agamanya dan seterusnya.”
Seldowitz bersikeras bahwa dia tidak Islamofobia. Dia mengatakan bahwa dia memiliki banyak rekan Muslim dan Arab yang dapat menjamin dirinya.
Insiden ini menggambarkan akan meningkatkan ketegangan global di AS terhadap perang Israel Hamas di Gaza. Perang telah menyebabkan sedikitnya 14.100 warga Palestina, lebih dari sepertiganya adalah anak-anak.
AL JAZEERA
Pilihan editor: 1.000 Kapal Aktivis Rusia hingga Spanyol Berlayar ke Gaza, Blokir Pelayaran Israel