TEMPO.CO, Jakarta - Israel akan melanjutkan serangannya ke Gaza setelah gencatan senjata sementara berakhir empat hari lagi, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu, 22 November 2023.
"Kita sedang berperang, dan perang akan terus berlanjut sampai semua tujuan kita tercapai," kata Netanyahu dalam pidato menjelang rapat kabinet untuk membahas usulan kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata empat hari dengan Hamas.
"Kita dihadapkan pada keputusan sulit namun merupakan keputusan yang tepat," kata Netanyahu mengenai kesepakatan tersebut.
Menurut media Israel, kesepakatan itu termasuk pertukaran 50 warga Israel yang ditahan Hamas dengan 150 warga Palestina di penjara Israel.
"Kita tak akan beristirahat sampai semua orang dikembalikan. Perang memiliki tahapan dan pemulangan sandera juga memiliki tahapan," kata Netanyahu.
Israel memperkirakan paling sedikit 240 warga Israel ditahan Hamas menyusul serangan lintas batas 7 Oktober 2023.
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti ke Jalur Gaza setelah serangan Hamas itu.
Akibatnya, menurut otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 14.128 warga Palestina tewas, termasuk 5.840 anak-anak dan 3.920 perempuan.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, mesjid, dan gereja di Gaza, rusak atau hancur, sedangkan Israel mengaku kehilangan 1.200 orang jiwa manusia.
Pemerintah Israel dan Hamas sepakat menghentikan pertempuran selama empat hari guna memungkinkan pembebasan 50 sandera yang ditahan di Gaza. Kesepakatan ini dicapai pada Rabu, 21 November 2023.
Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 150 warga Palestina yang dipenjara dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Sejumlah pihak seperti para pejabat dari Qatar yang menjadi penengah perundingan rahasia, AS, Israel dan Hamas selama berhari-hari mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata akan segera terjadi.
ANADOLU | ANTARA | REUTERS
Pilihan Editor Jerman Gelontorkan Rp22 T ke Ukraina, Korban Invasi Rusia Tembus 10 Ribu Jiwa