Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Palestina Belum Diakui Sebagai Negara Merdeka?

Reporter

image-gnews
Seorang penonton masuk ke lapangan sambil mengibarkan bendera Palestina saat pertandingan dalam pertandingan Grup A Liga Champions antara Copenhagen dan Manchester United di Telia Parken, Copenhagen, Denmark, 9 November 2023. Liselotte Sabroe/Ritzau Scanpix via REUTERS
Seorang penonton masuk ke lapangan sambil mengibarkan bendera Palestina saat pertandingan dalam pertandingan Grup A Liga Champions antara Copenhagen dan Manchester United di Telia Parken, Copenhagen, Denmark, 9 November 2023. Liselotte Sabroe/Ritzau Scanpix via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak negara-negara yang belum mengakui kemerdekaan Palestina agar segera memberikan dukungan. Dia juga meminta agar Palestina diterima sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana Israel. 

“Apa bahaya yang diakibatkan ketika Palestina memperoleh keanggotaan penuh di PBB?” tanya Abbas dalam Sidang Majelis Umum ke-78 PBB di New York, Kamis, 21 September 2023, dikutip dari Antara. 

Lantas, kenapa Palestina belum diakui sebagai negara? 

Alasan Palestina Belum Diakui Sebagai Negara Merdeka

Tidak ada penyebab pasti mengapa dunia belum mengakui kemerdekaan Palestina. Melansir situs Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), Palestina adalah satu-satunya negara peserta Konferensi Asia-Afrika 1955 yang belum merdeka. 

Secara bilateral, Palestina terus melancarkan segala cara agar mendapatkan pengakuan di tingkat global. Sebanyak 136 negara dari 193 negara anggota PBB sesungguhnya telah memberi konfirmasi terhadap Palestina sebagai sebuah negara pada 14 September 2015. 

Di tingkat Eropa, dukungan terhadap Palestina pun terus meningkat. Sebanyak 7 Parlemen Eropa yang terdiri dari Inggris, Prancis, Belgia, Spanyol, Portugal, Irlandia, dan Luksemburg, serta Parlemen Uni Eropa mengeluarkan rekomendasi mosi kepada pemerintah masing-masing negara untuk mengakui Palestina. 

Sebanyak 9 dari 28 negara anggota Uni Eropa juga telah memberikan pengakuan terhadap Palestina, yaitu Bulgaria, Ceko, Hungaria, Malta, Polandia, Rumania, Siprus, Slovakia, dan Swedia. 

Sementara itu, pada forum multilateral, Palestina diratifikasi sebagai negara pengamat non-anggota PBB melalui Resolusi Majelis Umum PBB No. 67/19 pada 29 November 2012. Hal itu bermakna simbolis dan strategis serta memberikan peluang bagi Palestina untuk berperan aktif dalam kegiatan PBB. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, bendera Palestina juga telah berkibar di Markas Besar PBB, New York sejak 30 September 2015. Palestina pun secara resmi bergabung menjadi bagian dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada 2011, Organisasi Polisi Kriminalitas Internasional (Interpol) pada 2012, dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) pada Mei 2018. 

Terganjal Pengakuan Amerika dan Sejumlah Negara Eropa

Amerika Serikat (AS) yang dikenal aktif menyuarakan proses perdamaian Palestina-Israel pada masa kepemimpinan Donald Trump, secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember 2017. AS bahkan memindahkan kantor Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 14 Mei 2018. 

Selain AS, beberapa negara di Eropa, seperti Jerman belum mengakui Palestina sebagai negara, tetapi mengakui Israel. “Saya tidak dapat memahami atau menerima bahwa beberapa negara, termasuk Amerika dan Eropa enggan mengakui Negara Palestina. Negara-negara ini setiap hari menegaskan solusi dua negara, tetapi hanya mengakui salah satunya, Israel. Kenapa?” kata Abbas. 

Mengutip laman Parlemen Britania Raya, profesor hubungan internasional Yossi Mekelberg mengatakan bahwa Palestina dianggap sebagai sebuah entitas politik campuran yang oleh banyak negara dianggap sebagai sebuah negara. Namun, Palestina tidak akan disebut sebagai sebuah negara tanpa keputusan Dewan Keamanan. Sehingga menurutnya, Palestina tidak diperlakukan sebagai anggota komunitas negara berdaulat yang setara. 

Akan tetapi, kata Yossi, pengakuan internasional terhadap Palestina akan bermanfaat bagi perdamaian dan keadilan. “Menghentikan pertanyaan terkait penentuan nasib Palestina akan mempercepat kesepakatan perdamaian dan memberi peluang yang lebih besar untuk berhasil,” ucapnya. 

MELYNDA DWI PUSPITA | ANTARA | COMMONSLIBRARY.PARLIAMENT.UK | KEMLU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

4 jam lalu

Gedung al-Jalaa yang menampung kantor media Associated Press (AP) dan Al Jazeera dilanda serangan udara Israel di Kota Gaza, 15 Mei 2021. Israel menghancurkan blok menara 12 lantai di Gaza yang menampung kantor Associated Press yang berbasis di AS dan media berita lainnya pada hari Sabtu, dengan mengatakan bangunan itu juga digunakan oleh kelompok militan Islam Hamas. REUTERS/Ashraf Abu Amrah
Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan


Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

5 jam lalu

Perdana Menteri Isael, Benjamin Netanyahu dan Pemimpin group Hamas, Ismail Haniyeh. REUTERS/Ronen Zvulun dan Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera


Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

9 jam lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan di Turki, 1 Mei 2024. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel


Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

10 jam lalu

Para pengunjuk rasa melakukan aksi duduk untuk mendukung warga Palestina, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Texas State University di San Marcos, Texas, AS 29 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera


Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

12 jam lalu

Menlu RI, Retno LP Marsudi memaparkan hasil pertemuan Sidang Dewan Menteri Luar Negeri Negara-negara OKI pada pembukaan KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Senayan, Jakarta, 7 Maret 2016. TEMPO/Subekti
Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.


Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

13 jam lalu

Bangunan-bangunan yang hancur menjadi reruntuhan di Gaza tengah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, 13 Januari 2024. Sejak perang pecah infrastruktur di Gaza porak-poranda. Rumah sakit dibombardir, jaringan telekomunikasi diputus, tak ada akses ke air bersih dan makanan. REUTERS/Amir Cohen
Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.


Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

15 jam lalu

Mahasiswa ITB menggelar aksi menolak skema pembayaran uang kuliah melalui platform pinjaman online di depan gedung Rektorat ITB, Bandung, Senin, 29 Januari 2024. Keluarga Mahasiswa ITB mencatat ada 120 orang mahasiswa yang menunggak Uang Kuliah Tunggal atau UKT dan terancam tidak bisa mengikuti kuliah atau dipaksa cuti kuliah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.


Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

16 jam lalu

Seorang demonstran memimpin nyanyian di perkemahan protes untuk mendukung warga Palestina, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Universitas Washington di Seattle, Washington, AS 29 April 2024. REUTERS/David Ryder
Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

18 jam lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Ilustrasi spyware. Shutterstock
Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk