TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Rishi Sunak dikutip mengatakan pemerintah seharusnya "membiarkan orang mati" selama pandemi COVID-19 daripada memberlakukan lockdown nasional yang kedua, demikian penyelidikan mengenai cara Inggris menangani krisis ini, sepertidilpaorkan Reuters, Selasa, 21 November 2023.
Patrick Vallance, yang merupakan kepala penasihat ilmiah pemerintah selama COVID, membuat catatan di buku hariannya pada 25 Oktober 2020, tentang pertemuan yang melibatkan Perdana Menteri Boris Johnson dan Sunak, yang saat itu menjabat sebagai menteri keuangan.
Catatan harian yang ditunjukkan pada penyelidikan mencatat bagaimana Dominic Cummings, penasihat paling senior Johnson selama pandemi, menyampaikan kepada Vallance apa yang dia dengar pada pertemuan tersebut.
Vallance mengutip Cummings dalam buku hariannya yang mengatakan, "Rishi berpikir biarkan saja orang mati dan itu tidak masalah. Ini semua terasa seperti kurangnya kepemimpinan."
Juru bicara Sunak mengatakan perdana menteri akan menyatakan posisinya ketika dia memberikan bukti untuk penyelidikan tersebut "daripada menanggapi satu per satu secara bertahap".
Penyelidikan ini mengkaji respons pemerintah terhadap pandemi virus corona yang membekukan sebagian besar perekonomian dan menewaskan lebih dari 220.000 orang di Inggris. Ini akan berlangsung hingga musim panas 2026.
Pejabat senior pemerintah telah berulang kali mengatakan pemerintah tidak siap menghadapi pandemi ini serta budaya “beracun” dan “macho” menghambat respons terhadap krisis kesehatan.
Bahayanya bagi Sunak adalah bahwa bukti-bukti dalam penyelidikan melemahkan upayanya untuk menampilkan dirinya sebagai pengganti kepemimpinan Johnson yang kacau, meskipun ia adalah salah satu menteri paling senior di pemerintahan tersebut.
Bukti sebelumnya menunjukkan bahwa ia dicap sebagai "Dr. Kematian" oleh salah satu penasihat ilmiah pemerintah atas kebijakan "Makan di Luar untuk Membantu" pada musim panas tahun 2020, yaitu pemberian subsidi pada pub dan restoran untuk menghidupkan perekonomian yang dikritik oleh para ahli kesehatan karena menyebarkan virus.
REUTERS
Pilihan Editor PBB: Peringatan Hari Anak Sedunia Dibayangi Pembantaian 5.500 Anak di Gaza