Pengusaha papan atas asal Rusia Oleg Deripaska pada Jumat, 17 November 2023, mengklaim tantangan yang dihadapi Amerika Serikat semakin banyak, bahkan untuk membayar bunga utang negara yang membengkak.
Utang Amerika Serikat menyentuh rekor tertinggi pada pertengahan September 2023, yakni sudah lebih dari USD33 triliun (Rp509.001 triliun). Utang Amerika Serikat melonjak lagi pada Oktober 2023 sebesar USD275 miliar (Rp4.241 triliun). Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), utang Amerika Serikat diperkirakan akan mengalami kenaikan dari 123.3 persen pada 2023 menjadi 137.5 persen pada 2028.
“Sejumlah pejabat di Washington, tampaknya bekerja keras untuk memberlakukan berbagai macam sanksi, sekarang berfikir soal tingginya biaya untuk membayar utang Amerika Serikat, yang sudah menembus lebih dari USD33 triliun. Dan mereka menyalahkan ini pada mekanisme penempatan dan penjualan obligasi Amerika Serikat,” kata Deripaksa, yang juga kena sanksi Amerika Serikat.
Miliarder itu menyoroti meskipun transparansi pasar Amerika Serikat naik sampai lima kali lipat, masih belum jelas bagaimana utang Negeri Abang Sam itu bakal dilunasi, bagaimana Washington akan membayar bunga utang dalam dua sampai tiga tahun ke depan jika Amerika Serikat harus membayar lebih dari USD 1 triliun setiap tahun.
“Ini anggaran pengeluaran terbesar Pemerintah Amerika Serikat, yang akan dieksekusi dengan defisit 8 persen pada 2023 dan tahun depan,” kata Deripaksa, yang merupakan pendiri Rusal, perusahaan alumunium terbesar kedua di dunia.
Deripaksa menyimpulkan naiknya utang Amerika Serikat kemungkinan bisa menurunkan minat Washington dalam membelanjakan uang untuk militer.
Sebelumnya pada 1 Agustus 2023, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan utang Amerika Serikat dari peringkat tertinggi AAA menjadi AA+. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan politikus Amerika Serikat bermain api, nekat mempertaruhkan batas utang sebagai alat negosiasi politik.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Utang Amerika Serikat Naik Lebih dari Rp 7 Ribu T dalam 20 Hari