TEMPO.CO, Jakarta - Junta militer Myanmar memerintahkan semua PNS dan mereka yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas jika terjadi keadaan darurat, kata seorang pejabat pada Kamis, 16 November 2023, setelah junta melaporkan “serangan hebat” dari kelompok pemberontak anti-junta di beberapa tempat.
Serangan terkoordinasi dari kelompok etnis minoritas dan pemberontakan lainnya tengah menjadi tantangan terbesar bagi junta militer Myanmar sejak 2021 atau saat junta merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih yang dipimpin peraih Nobel Aung San Suu Kyi.
Kelompok - kelompok etnis dan pemberontak itu, berhasil merebut beberapa kota dan lebih dari 100 pos militer di dekat perbatasan dengan Cina, dalam serangan terkoordinasi yang diluncurkan pada 27 Oktober 2023 di Negara Bagian Shan di timur laut. Setelah para pemberontak membuka dua front baru dengan menyerang pos-pos junta di Negara Bagian Rakhine dan Chin, sekitar 5 ribu warga menyeberang ke negara bagian Mizoram di India untuk berlindung dari pertempuran.
Sekretaris dewan administratif di ibu kota Naypyitaw, Tin Maung Swe mengatakan Junta telah memerintahkan semua staf pemerintah dan mantan personel militer untuk membentuk unit guna menanggapi situasi darurat.
“Jika perlu, unit semacam itu mungkin diperlukan untuk keluar dan bertugas dalam bencana alam, dan keamanan,” demikian keterangan dewan junta.
Tin Maung Swe membenarkan perintah tersebut sambil menekankan bahwa situasi di ibu kota, di Myanmar tengah, dalam keadaan tenang. “Ini adalah rencana untuk membantu jika terjadi keadaan darurat,” katanya kepada Reuters.
Pemerintahan paralel yang dibentuk oleh politikus pro-demokrasi untuk menentang militer, dan bersekutu dengan beberapa faksi pemberontak, telah meluncurkan kampanye “Jalan Menuju Naypyitaw” yang dikatakan bertujuan untuk mengambil kendali ibu kota. Juru bicara junta, Zaw Min Tun, mengatakan pada Rabu malam militer menghadapi serangan hebat dari sejumlah besar tentara pemberontak bersenjata di Negara Bagian Shan di timur laut, Negara Bagian Kayah di timur dan Negara Bagian Rakhine di barat.
Ia mengatakan beberapa posisi militer telah dievakuasi dan pemberontak telah menggunakan drone untuk menjatuhkan ratusan bom di pos-pos militer. “Kami segera mengambil tindakan untuk melindungi diri dari serangan bom drone secara efektif,” katanya.
REUTERS
Pilihan editor: Lagi, Israel Sebar Selebaran Minta Warga Palestina Segera Tinggalkan Gaza