TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui rencana Kementerian Keuangan untuk mengubah anggaran negara sebagai respons terhadap perang yang sedang berlangsung antara Hamas vs Israel di Jalur Gaza, demikian pernyataan bersama dari kantor perdana menteri dan kata Kementerian Keuangan, Selasa, 14 November 2023.
Anggaran masa perang mencakup “meningkatkan defisit, menyalurkan dana dari belanja pemerintah di kementerian dan memotong perjanjian koalisi,” kata pernyataan itu tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Perang Israel Hamas diperkirakan akan menelan biaya miliaran dolar, karena Israel mencatat defisit anggaran sebesar 22,9 miliar shekel ($6 miliar) pada Oktober, dengan alasan lonjakan pengeluaran untuk mendanai perang.
Perdana menteri dan menteri keuangan sepakat untuk menyampaikan anggaran tersebut ke pemerintah dan parlemen Israel "sesegera mungkin", kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa mengurangi "birokrasi dan hambatan" adalah tujuan penting dari perubahan anggaran perang.
Israel telah menumpuk utang sekitar 30 miliar shekel (sekitar Rp122 triliun) sejak dimulainya perang dengan militan Hamas, kata Kementerian Keuangan pada Senin, 13 November 2023.
Perang yang dimulai pada 7 Oktober ketika sayap bersenjata Hamas mengamuk di kota-kota Israel telah meningkatkan pengeluaran Israel secara tajam untuk mendanai militer serta memberikan kompensasi kepada bisnis di dekat perbatasan dan keluarga korban serta sandera yang disandera oleh Hamas. Pada saat yang sama, penerimaan pajak melambat.
Akibatnya, Israel mencatat defisit anggaran sebesar 22,9 miliar shekel pada Oktober, melonjak dari 4,6 miliar pada September dan meningkatkan defisit pada 12 bulan sebelumnya menjadi 2,6%.
Kementerian mengatakan pihaknya akan terus beroperasi "di semua saluran untuk membiayai kegiatan pemerintah, termasuk semua kebutuhan yang timbul dari ... perang dan bantuan ekonomi dan sipil ke dalam negeri."
Netanyahu telah berjanji untuk “membuka keran” untuk membantu mereka yang terkena dampak perang, yang diyakini para ekonom akan secara tajam meningkatkan defisit dan rasio utang terhadap PDB hingga tahun 2024.
Namun Gubernur Bank of Israel Amir Yaron mengatakan pemerintah perlu menyeimbangkan “mendukung perekonomian dan mempertahankan posisi fiskal yang sehat.”
Lembaga pemeringkat kredit telah memperingatkan bahwa mereka dapat menurunkan peringkat Israel jika metrik utang memburuk.
REUTERS
Pilihan Editor: Didukung AS, Militer Israel Menyerang Rumah Sakit Al Shifa