TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden mencapai kesepakatan pada Senin, 13 November 2023 untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dengan AS, dari Kemitraan Strategis menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif.
Kesepakatan tersebut diraih saat Jokowi mengunjungi Gedung Putih di Washington D.C. sebelum menghadiri rangkaian kegiatan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2023 di San Fransisco yang berlangsung pada 11 – 17 November 2023.
“AS adalah salah satu mitra terpenting bagi Indonesia. Dan kami sepakat untuk meningkatkan kemitraan kami menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Namun yang terpenting, kami harus memberikan makna yang nyata,” ujar Jokowi.
Ia menyebut kerja sama ekonomi adalah prioritas bagi Indonesia, termasuk urusan rantai pasokan. Biden pun memastikan hal itu termasuk dalam kerangka kerja sama terbaru ini.
“Ini akan menandai sebuah era baru… dalam hubungan antara AS dan Indonesia secara keseluruhan, yang akan memengaruhi segala hal,” kata Biden. Kerja sama antara kedua negara antara lain mencakup sektor keamanan khususnya keamanan maritim, pembangunan rantai pasokan yang aman, dan memerangi krisis iklim.
Peningkatan kerja sama ini dilakukan dalam rangka merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan AS pada 2024, yang pertama terjalin pada 28 Desember 1949.
Berikut poin-poin dari Kemitraan Strategis Komprehensif yang disetujui Jokowi dan Biden.
Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
Dalam pertemuannya, kedua presiden berencana untuk bekerja sama meningkatkan perdagangan bilateral dan memperdalam kerja sama dalam kebijakan ekonomi, termasuk melalui Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (TIFA) AS-Indonesia dan platform lainnya.
Biden pun menyampaikan dukungannya terhadap Indonesia yang memulai proses aksesi menjadi anggota penuh Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Mengenai rantai pasokan, Biden mengakui kepemimpinan Indonesia dalam rantai nilai nikel, kobalt, dan mineral penting lainnya, yang menjadi sumber daya mineral penting di AS. Kedua presiden berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan dan kerentanan rantai pasokan, mendorong transparansi rantai pasokan, dan memperluas akses terhadap sumber mineral penting yang aman dan berkelanjutan.
Untuk memperkuat lingkungan investasi di Indonesia, mereka akan mengembangkan rencana aksi mineral penting dan berupaya meningkatkan investasi berstandar tinggi di sektor mineral penting di kedua negara.
Hal-hal lain yang mereka setujui adalah pembangunan rantai pasokan semikonduktor dengan dukungan dana AS, pengentasan kemiskinan dan kesenjangan gender dan pendapatan, konservasi hutan dan satwa liar, mobilisasi investasi di bidang infrastruktur, dan pembaruan kerja sama di berbagai sektor kesehatan.
Perihal Ibu Kota Nusantara (IKN), AS akan mendanai misi dagang ke negara tersebut yang berfokus pada pengembangan ibu kota baru untuk mendorong ekspor AS dalam bidang infrastruktur. Akan ada juga pelatihan bagi pejabat Indonesia untuk dapat merancang, mengevaluasi, dan memberikan tender untuk IKN.