TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegur kabinetnya pada Ahad, 12 November 2023 agar “berhati-hati dengan kata-kata mereka” ketika berbicara tentang perang Israel dengan kelompok pejuang Palestina Hamas, setelah salah satu menterinya menyebut perang tersebut dengan kata-kata “Nakba”.
Menteri Pertanian Israel Avi Dichter, ketika berbicara kepada saluran berita Israel Channel 12 pada Sabtu, 11 November 2023, menggambarkan pengasingan paksa penduduk sipil di Jalur Gaza sebagai “Gaza Nakba tahun 2023.”
Warga Palestina terpaksa melakukan perpindahan dalam jumlah besar dari utara ke selatan Jalur Gaza, ketika pasukan Israel sedang melancarkan serangan tak henti-henti di wilayah kantong tersebut selama lebih dari satu bulan sejak penyerbuan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Ketika ditanya tentang membandingkan situasi di Gaza dengan Nakba yang asli, anggota partai sayap kanan Likud tersebut menjawab, “Gaza Nakba 2023. Begitulah (perang) ini akan berakhir.”
“Nakba”, yang berarti “malapetaka” dalam bahasa Arab, merupakan sebutan untuk pengusiran massal dan pembersihan etnis warga Palestina dari tanah air mereka pada 1948 untuk membuka jalan bagi negara baru Israel. Setiap tahun pada tanggal 15 Mei, warga Palestina di seluruh dunia memperingati hari ini.
Ini bukan pertama kalinya Netanyahu memperingatkan para menteri di kabinetnya atas pernyataan mereka kepada media sejak dimulainya gelombang perang terbaru pada 7 Oktober.
Pekan lalu, Menteri Israel urusan Warisan Budaya Amichai Eliyahu dikritik secara luas setelah mengatakan bahwa menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza adalah “sebuah pilihan”, memberi indikasi bahwa Israel mempertimbangkannya.
Netanyahu mengkritik pernyataan itu dan menskors menteri tersebut dari rapat kabinet, sementara pemimpin oposisi Yair Lapid menyerukan pemecatan Eliyahu, dengan mengatakan bahwa dia “merugikan posisi (negara) internasional kami.”
Setelah lebih dari satu bulan Israel melancarkan serangan udara dan ditambah serangan darat akhir-akhir ini di Gaza, jumlah korban yang tewas sudah melebihi 11.100 orang, termasuk lebih dari 8.000 anak dan perempuan, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Sementara, jumlah korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi yang diumumkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Haiat, dari perkiraan pemerintah sebelumnya di angka 1.400 orang.
ANADOLU
Pilihan Editor: Tiga Kota India Berada di Antara 10 Kota Paling Terpolusi di Dunia setelah Diwali