TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Jumat menyatakan keprihatinan yang semakin besar mengenai meningkatnya jumlah korban tewas warga Palestina di Jalur Gaza. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas dalam pengeboman Israel selama lima minggu telah mencapai 11.000 orang.
Pertempuran antara pasukan Israel dan militan Hamas meningkat di dekat dan sekitar rumah sakit di Kota Gaza yang terkepung dan penuh sesak, yang menurut para pejabat Palestina terkena ledakan dan tembakan.
Dalam komentarnya yang paling keras hingga saat ini mengenai penderitaan warga sipil yang terjebak dalam serangan Israel di Gaza, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan saat berkunjung ke India: "Terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh; terlalu banyak yang menderita dalam beberapa minggu terakhir ini."
Blinken menyambut baik jeda kemanusiaan Israel selama empat jam setiap hari yang diumumkan Gedung Putih pada Kamis. Tapi ia mengatakan diperlukan lebih banyak tindakan untuk melindungi warga sipil Gaza.
Israel semakin didesak untuk menahan diri dalam serangan yang telah berlangsung selama sebulan di Gaza. Namun, mereka mengatakan bahwa Hamas, yang menyerang Israel pada 7 Oktober dan menyandera, akan memanfaatkan gencatan senjata untuk berkumpul kembali.
“Israel kini melancarkan perang terhadap rumah sakit di Kota Gaza,” kata Mohammad Abu Selmeyah, direktur rumah sakit Al Shifa.
Dia kemudian mengatakan bahwa sedikitnya 25 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sekolah Al-Buraq di Kota Gaza, tempat orang-orang yang rumahnya hancur berlindung.
Para pejabat Gaza mengatakan rudal-rudal yang mendarat di halaman Al Shifa, rumah sakit terbesar di wilayah tersebut, pada dini hari, merusak Rumah Sakit Indonesia dan dilaporkan membakar rumah sakit kanker anak Nasser Rantissi.
Militer Israel kemudian mengatakan bahwa proyektil yang salah sasaran yang diluncurkan oleh militan Palestina di Gaza telah mengenai Shifa.
Rumah sakit tersebut berada di bagian utara Gaza, dimana Israel mengatakan militan Hamas yang menyerangnya bulan lalu terkonsentrasi, dan penuh dengan pengungsi serta pasien dan dokter.
Juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy mengatakan markas besar Hamas berada di ruang bawah tanah rumah sakit Shifa, yang berarti rumah sakit tersebut dapat kehilangan status perlindungannya dan menjadi target yang sah.
Israel mengatakan Hamas menyembunyikan senjata di terowongan di bawah rumah sakit, tuduhan yang dibantah Hamas.
Tank-tank Israel, yang telah bergerak maju melalui Gaza utara selama hampir dua minggu, telah mengambil posisi di sekitar rumah sakit Nasser Rantissi serta rumah sakit Al-Quds, kata staf medis sebelumnya, sehingga meningkatkan kewaspadaan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra mengatakan Israel telah mengebom gedung rumah sakit Shifa sebanyak lima kali.
“Seorang warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan dini hari itu,” katanya melalui telepon. Video yang diverifikasi Reuters menunjukkan adegan panik dan orang-orang berlumuran darah.