Pengeboman dan Pengepungan
Perang dimulai pada 7 Oktober setelah kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan terhadap Israel, menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar tentara dan polisi, dan menawan lebih dari 200 orang.
Israel membalas dengan kampanye pengeboman tanpa henti yang telah menewaskan lebih dari 10.500 orang di Gaza, 40 persen diantaranya anak-anak. Kekerasan pemukim terhadap warga Palestina juga meningkat di Tepi Barat di tengah tindakan keras keamanan yang dilakukan pasukan Israel.
Selain kampanye pengeboman di Gaza, pemerintah Israel telah sangat membatasi masuknya makanan, air dan bahan bakar selama sebulan terakhir. Menteri Pertahanan Yoav Gallant berjanji untuk memberlakukan “pengepungan total” terhadap wilayah tersebut, dengan mengatakan bahwa negaranya “berperang melawan manusia dan hewan”.
Meskipun situasi kemanusiaan di Gaza memburuk, Presiden AS Joe Biden menolak seruan gencatan senjata sambil menyatakan dukungan “tak tergoyahkan” untuk Israel. Gedung Putih telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak menarik “garis merah” apa pun yang mungkin membatasi operasi militer Israel.
Kelompok hak asasi manusia dan PBB, bagaimanapun, telah mendesak Israel untuk menghentikan pengeboman yang melanda rumah sakit, kamp pengungsi, gereja, masjid dan sekolah yang menampung warga sipil.
Pekan lalu, para ahli PBB memperingatkan bahwa rakyat Palestina berada pada “risiko besar terjadinya genosida”, dan menggarisbawahi bahwa sekutu Israel “memikul tanggung jawab dan harus bertindak sekarang untuk mencegah tindakan yang membawa bencana”.
Konvensi Genosida PBB mendefinisikan genosida sebagai “tindakan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, suatu kelompok nasional, etnis, ras atau agama”, termasuk pembunuhan dan tindakan untuk mencegah kelahiran.
AS memberi Israel setidaknya US$3,8 miliar bantuan militer setiap tahunnya, dan Biden mencari lebih dari US$14 miliar bantuan tambahan untuk Israel tahun ini.
Administrator USAID Samantha Power adalah pendukung terang-terangan intervensi AS untuk mencegah genosida di seluruh dunia.
Dalam email tentang surat tersebut, juru bicara USAID Jessica Jennings mengatakan bahwa badan tersebut menghargai “dialog yang berkelanjutan” dengan staf dan mitra dan menyambut timnya untuk “berbagi pendapat mereka dengan para pemimpin”.
Jennings juga menyoroti upaya kemanusiaan USAID di Gaza dan upaya pemerintah AS untuk menyalurkan bantuan ke wilayah tersebut, termasuk bantuan sebesar US$100 juta yang diumumkan oleh Biden bulan lalu.
Pilihan Editor: Sekjen PBB: Kematian Massal di Gaza Menunjukkan Ada yang Salah dengan Taktik Israel
AL JAZEERA