TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Slovakia Juraj Blanar menilai kalau pemerintahannya tidak lagi melihat kalau solusi militer layak untuk perang Ukraina. Bratislava akan segera mendesak Kyev untuk segera mencari inisiatif damai lewat bantuan Uni Eropa.
Menurut Blanar, otoritas Slovakia akan terus mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Ukraina. Sedangkan memberikan bantuan senjata, hanya akan memperpanjang pertempuran.
“Kami tidak berfikir ada sebuah solusi militer untuk perang Ukraina. Kami pelan-pelan tidak akan memberikan apa-apa dan mengurus keamanan kami sendiri,” kata Blanar, yang menekankan tidak akan lagi memberikan bantuan senjata, Senin, 6 November 2023.
Pemerintah Slovakia sebelumnya mensuplai senjata dan amunisi ke militer Ukriana. Perdana Menteri Slovakia yang baru terpilih Robert Fico bersumpah akan menghentikan semua pengiriman (senjata) dan tidak akan lagi mengirimkan satu senjata pun. Sebaliknya, Slovakia akan mendesak Uni Eropa agar berubah dari pensuplai senjata menjadi juru damai.
Sejalan dengan pendirian baru itu, Blanar pun menekankan pentingnya mengusulkan sejumlah inisiatif damai di tingkat Uni Eropa. Slovakia akan mulai menghidupkan kembali sejumlah negosiasi antara Kyev dengan Moskow. Ukraina dan Rusia beberapa kali melakukan pembicaraan sebelum perang Ukraina meletup, namun diskusi itu terhenti dan belum kembali dilanjutkan.
Blanar menambahkan Pemerintah Slovakia akan mendukung proposal-proposal perdamaian dari negara-negara lain, temasuk dari Ukraina sendiri atau saran-saran sebelumnya yang disorongkan oleh Cina dan Brasil.
Fico menjabat sebagai Perdana Menteri Slovakia pada akhir bulan lalu. Dia berpandangan kalau perang Ukraina pada akhirnya disebabkan serangan warga Ukriana sendiri pada warga sipil berkewarganegaraan Rusia, mengacu pada yang disebut Kyev operasi anti-teror di wilayah Donbass pada 2014. Dia juga bersumpah akan menentang segala bentuk sanksi ke Moskow jika membuat kepentingan Slovakia menjadi berisiko. Fico memastikan negaranya dan warga negara Slovakia juga punya masalah yang lebih besar ketimbang Ukraina.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Universitas di Israel Janjikan Hibah pada 5 Ribu Mahasiswa yang Mau Jadi Tentara Cadangan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini