TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dituntut mundur oleh keluarga korban perang Israel dengan Hamas. Pemungutan suara yang hasilnya dimuat oleh Jerusalem Post pada Kamis, 12 Oktober 2023 menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel percaya Netanyahu harus mengundurkan diri setelah konflik Palestina-Israel berakhir. Sebanyak 56 persen warga Israel yang menginginkan Netanyahu lengser dari jabatannnya.
Tuntutan mundur itu kemudian berujung aksi unjuk rasa di luar kediaman PM Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu, 4 November 2023.
Netanyahu sejauh ini belum menerima tanggung jawab pribadi atas kegagalan serangan mendadak yang menyebabkan ratusan pria bersenjata Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menyandera sedikitnya 240 orang. Sejak serangan itu, Israel kembali menyerang Gaza dan menewaskan lebih dari 9.000 orang.
Tuntutan Netanyahu untuk mundur telah dilakukan beberapa kelompok sebelum terjadi serangan itu. Pada 2020, Netanyahu dituntut mundur oleh ribuan warga Israel. Pengunjuk rasa mengangkat plakat tuntutan yang berbunyi "Korupsi Netanyahu Membuat Kami Muak" dan "Netanyahu, mundur".
Pada Januari 2020, Netanyahu telah didakwa karena suap, penipuan, dan penyalahgunaan kekuasaan dalam tiga dakwaan korupsi. Ia kemudian membentuk pemerintahan persatuan dengan pesaingnya, Benny Gantz, setelah lebih dari satu tahun kedua kubu tidak bisa membentuk kabinet.
Netanyahu juga beberapa kali sudah membantah bahwa dirinya korupsi. “Tuduhan itu adalah bagian dari upaya lawan politik, media, penegak hukum dan jaksa penuntut untuk menggulingkan saya dari jabatan perdana menteri Israel,” kata Netanyahu.
Aksi untuk memaksa Netanyahu mundur tidak hanya terjadi pada 2020. Tiga tahun sebelumnya, Netanyahu juga pernah didemo oleh massa aksi untuk mundur. Pemicunya adalah bahwa Netanyahu telah terbukti melakukan korupsi, termasuk tindakannya menawarkan nilai komersial kepada pemilik sebuah koran Israel agar memberitakan hal positif tentangnya.
Selain itu, Netanyahu menghadapi penyelidikan berhubung dakwaan menerima dana ilegal dan hadiah bernilai sekitar US$ 100 ribu (Rp 1,3 miliar) untuk produk tembakau dan alkohol. Netanyahu juga diselidiki dalam kasus menerima yang US$ 1,1 juta (Rp 14,6 miliar) dari pengusaha Prancis, Arnaud Mimran untuk menampung dana kampanye pemilu Israel pada 2009.
Keluarga Benjamin Netanyahu juga dijerat terlibat korupsi disebabkan gaya hidup mewah. Selain itu sorotan tajam diarahkan ke istri Netanyahu, Sara atas sikap kasarnya terhadap staf pemerintah selain menggunakan kas negara untuk keperluan pribadi.
ANANDA BINTANG I MARIA RITA HASUGIAN l DEWI RINA CAHYANI l YUDONO YANUAR l IDA ROSDALINA
Pilihan Editor: Demo Anti-Netanyahu Digelar, Survey 75 Persen Responden Tuntut PM Israel Mundur