TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Tayyip Erdogan telah menarik Duta Besar Turki untuk Israel Sakir Ozkan Torunlar. Dilansir dari aljazeera, hal itu dilakukan Erdogan melalui Kementerian Luar Negeri Turki pada Sabtu, 4 November 2023 mengingat serangan terus menerus yang dilakukan Israel di Gaza.
Sehari sebelumnya, Erdogan juga telah memutus kontak dengan Perdana Menteri atau PM Israel Benjamin Netanyahu. “Netanyahu bukan lagi seseorang yang bisa kita ajak bicara. Kami telah mengabaikannya,” kata Erdogan.
Erdogan mengungkapkan jika Israel telah menghentikan genosidanya, Turki akan melihat Gaza sebagai bagian dari negara Palestina merdeka. “Setelah semua yang terjadi selesai, kami ingin melihat Gaza sebagai wilayah damai yang merupakan bagian dari negara Palestina merdeka, sejalan dengan perbatasan tahun 1967, dengan integritas wilayah, dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” kata Erdogan
Sebelumnya, Erdogan juga telah mengatakan bahwa Israel adalah penjahat perang dan menuding Barat sebagai dalang serangan ke Gaza. "Israel, kami juga akan menyatakan kepada dunia bahwa kalian adalah penjahat perang, kami sedang mempersiapkannya, dan kami akan memperkenalkan Israel kepada dunia sebagai penjahat perang," ujar Erdogan pada Sabtu, 28 Oktober 2023.
Erdogan mengungkapkan bahwa negara-negara Barat telah berperan dalam menggerakkan para politisi dan media mereka untuk melegitimasi pembunuhan orang-orang tidak bersalah di Gaza. “Mereka menunjukkan simpati palsu terhadap warga sipil yang tewas dalam perang Ukraina-Rusia tetapi tidak bereaksi terhadap kematian ribuan anak tak bersalah di Gaza,” kata Erdogan.
"Saya menanyakan kepada negara-negara Barat, apakah Anda ingin menciptakan situasi mirip Perang Salib berikutnya?" dan menambahkan bahwa "penyelenggara utama di balik pembantaian di Gaza adalah negara-negara Barat."
"Tentu saja, setiap negara memiliki hak untuk membela diri, tetapi di mana keadilannya? Tidak ada pembelaan diri selain dari pembantaian terang-terangan dan kejam yang tengah berlangsung di Gaza," ujar Erdogan.
Erdogan juga memuji tekad penduduk Gaza yang tetap tinggal di rumah dan kota mereka meskipun mereka menghadapi serangan dari Israel.
Israel membombardir kembali Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023, ketika kelompok Palestina, Hamas, melancarkan serangan terhadap Israel, yang menyebabkan kematian 1.400 orang dan banyak orang disandera.
Menurut Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, serangan-serangan Israel telah membunuh 7.703 orang, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil dan banyak di antaranya adalah anak-anak.
Tentang dukungan Majelis Umum PBB terhadap resolusi yang mengajukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, Erdogan mengatakan, "Israel, Anda akan dibiarkan sendirian."
Majelis Umum PBB menyetujui resolusi yang meminta gencatan senjata kemanusiaan yang berlangsung lama dan berkelanjutan di Gaza. Resolusi tersebut diajukan oleh hampir 50 negara termasuk Turki, Palestina, Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UAE). Menghasilkan suara 120 mendukung, 14 menolak, dan 45 abstain.
ANANDA BINTANG l YUDONO YANUAR
Pilhan Editor: Presiden Turki Erdogan Akan Seret Israel ke ICC, Berikut Kategori Kejahatan Perang