TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak seruan untuk menghentikan pertempuran yang telah memperdalam krisis kemanusiaan di wilayah Gaza. Dikutip dari Antara, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin menanggapi pernyataan Benjamin Netanyahu yang menolak resolusi Majelis Umum PBB untuk melakukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.
Wenbin menjelaskan, semua negara berhak membela diri, tapi hak tersebut harus dilaksanakan atas dasar ketaatan hukum internasional. "Khususnya hukum humaniter internasional dan perlindungan keselamatan warga sipil," kata Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, Cina pada Selasa, 31 Oktober 2023.
Polemik Netanyahu Menolak Gencatan Senjata
1. Hukuman untuk Hamas
Dikutip dari NHK World Japan, Israel telah memperluas operasi darat di Gaza sebagai upaya untuk menekan Hamas. Itu terkait serangan senjata tiga pekan lalu yang menurut klaim Israel menewaskan ribuan orang.
Pasukan Israel menargetkan jalan utama utara-selatan Gaza pada hari Senin, 30 Oktober 2023. Serangan menyasar Gaza dari dua arah. Menurut Pemerintah Israel, pasukannya membebaskan tentara dari tawanan Hamas, salah satu dari 239 sandera yang diklaim pihaknya ditangkap pada 7 Oktober.
2. Israel Anggap Gencatan Senjata Tanda Menyerah
Dikutip dari Antara, Netanyahu dalam konferensi pers mengatakan, gencatan senjata merupakan tanda menyerah kepada Hamas. Itu sebabnya. Israel tidak bersedia gencatan senjata. Menurut Netanyahu, negara-negara lain harus banyak membantu Israel untuk membebaskan lebih dari 230 sandera dia bilang diculik oleh Hamas dalam serangan pada 7 Oktober.
3. Korban
Sejak konflik memanas tercatat setidaknya lebih dari 1.400 warga Israel dan 8.306 orang di Gaza tewas. Otoritas kesehatan Gaza menjelaskan korban di Gaza itu termasuk 3.457 anak di bawah umur. sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023. Para pejabat PBB pun menjelaskan, 1,4 juta penduduk sipil Gaza yang berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa telah kehilangan tempat tinggal.
Warga Palestina telah diperingatkan berulang kali untuk meninggalkan Gaza utara. Jurnalis setempat membagikan video yang menunjukkan tank Israel di jalan utama yang menghubungkan utara dan selatan. Beberapa warga sipil khawatir akan disingkirkan.
KAKAK INDRA PURNAMA | YUDONO YANUAR
Pilihan Editor: Media Israel: Netanyahu Tak Layak Jadi Perdana Menteri