Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Taliban Minta Pengungsi Afghanistan Diberi Waktu Sebelum Tinggalkan Pakistan

Reporter

image-gnews
Pengungsi Afghanistan menghabiskan waktu bersama setelah banjir besar di distrik Khushi di Logar, Afghanistan, 21 Agustus 2022. REUTERS/Stringer
Pengungsi Afghanistan menghabiskan waktu bersama setelah banjir besar di distrik Khushi di Logar, Afghanistan, 21 Agustus 2022. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Taliban di Afghanistan telah mendesak Pakistan untuk memberikan lebih banyak waktu bagi warga Afghanistan yang tidak memiliki dokumen untuk pergi dari negara itu. Tekanan meningkat di pos-pos perbatasan tempat ribuan orang kembali berkumpul, untuk menghindari ancaman deportasi.

Pemerintah Pakistan memberi waktu hingga 1 November kepada 1,7 juta warga Afghanistan yang tidak memiliki dokumen di negara itu. Pengungsi Afghanistan itu diminta pergi secara sukarela atau dipindahkan secara paksa.

Menurut pejabat perbatasan Pakistan, lebih dari 130.000 orang telah meninggalkan negara itu sejak perintah tersebut diberikan pada awal Oktober. Akibatnya timbul kemacetan di kedua sisi titik penyeberangan.

Otoritas Taliban berterima kasih kepada Pakistan dan negara-negara lain yang telah menampung jutaan warga Afghanistan yang melarikan diri selama konflik selama beberapa dekade. Namun, dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam, mereka juga meminta untuk tidak mendeportasi warga Afghanistan secara paksa tanpa pemberitahuan sebelumnya. 

Pemerintah Pakistan telah memberikan waktu kepada 1,7 juta warga Afghanistan yang dikatakan tinggal secara ilegal di negara tersebut hingga 1 November untuk pergi secara sukarela atau diusir secara paksa. Ribuan orang bergabung dalam antrian yang mengular sepanjang 7 km di titik perbatasan tersibuk pada hari Rabu, dan pejabat perbatasan melaporkan setidaknya 29.000 orang menyeberang ke Afghanistan sehari sebelumnya.

“Sejak 1 November, proses penangkapan dan deportasi orang asing ilegal telah dimulai. Namun, pemulangan orang asing ilegal secara sukarela juga akan terus berlanjut,” kata Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan.

Lebih dari 140.000 orang telah meninggalkan Pakistan sejak awal Oktober ketika perintah tersebut dikeluarkan oleh pemerintah setempat. Sebanyak 49 pusat penahanan, beberapa di antaranya mampu menampung beberapa ribu orang, dibuka di seluruh negeri pada hari Rabu. Pusat penampungan itu untuk memproses dan mendeportasi warga Afghanistan, kata media pemerintah.

“Hati saya tidak benar-benar ingin kembali ke Afghanistan tetapi saya tidak punya pilihan lain,” kata Irfanullah, 32 tahun, sambil menunggu untuk dideportasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Polisi melecehkan saya. Mereka biasanya tidak menghormati semua pria dan wanita dengan memasuki rumah kami, itulah sebabnya kami kembali, untuk menghindari penghinaan lebih lanjut."

Jutaan warga Afghanistan berdatangan ke Pakistan dalam beberapa dekade terakhir. Mereka melarikan diri dari serangkaian konflik kekerasan, termasuk sekitar 600.000 warga sejak pemerintah Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021. Taliban menerapkan interpretasi keras terhadap hukum Islam.

Human Rights Watch mengatakan warga Afghanistan yang menunggu pemukiman kembali ke Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Kanada setelah melarikan diri dari pemerintahan Taliban. Mereka berisiko dideportasi setelah visa di Pakistan habis masa berlakunya.

Para pengacara dan kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah Pakistan menggunakan ancaman, pelecehan, dan penahanan untuk memaksa pencari suaka Afghanistan agar pergi. Sementara warga Afghanistan telah melaporkan penangkapan sewenang-wenang dan pemerasan selama berminggu-minggu.

AL JAZEERA | CHANNEL NEWS ASIA 

Pilihan Editor: Media Israel: Netanyahu Tak Layak Jadi Perdana Menteri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

16 jam lalu

Humza Yousaf mengambil sumpah saat ia dilantik sebagai Menteri Pertama Skotlandia di Court of Session, Edinburgh pada 29 Maret 2023. Yousaf, yang menggantikan Nicola Sturgeon sebagai ketua Partai Nasional Skotlandia (SNP), adalah Muslim pertama yang memimpin partai besar Inggris. Jane Barlow/Pool via REUTERS
Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?


Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

2 hari lalu

Warga menjemur pakaian di atap tembok bangunan yang roboh pascagempa di Desa Sukamulya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu, 28 , April 2024. BPBD Ciamis mencatat sebanyak 22 rumah di 12 Kecamatan di Kabupaten Ciamis mengalami kerusakan akibat guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.5 di barat daya Garut. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.


Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

3 hari lalu

Kapolda Papua Barat Inspektur Jenderal Polisi Johnny Eddizon Isir saat konferensi pers di Manokwari. Foto: ANTARA/Fransiskus Salu Weking
Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang


Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

10 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu


10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

16 hari lalu

Polisi berjalan melewati orang-orang yang mengantri untuk memberikan suara mereka di luar tempat pemungutan suara saat pemilihan umum, di Peshawar, Pakistan, 8 Februari 2024. REUTERS/Fayaz Aziz
10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

17 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

19 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

25 hari lalu

Penjaga pantai membawa jenazah kecelakaan kapal migran yang mematikan di di pelabuhan Le Castella, Italia, 27 Februari 2023. Tim penyelamat mengatakan sebagian besar migran berasal dari Afghanistan, serta dari Iran, Somalia, Suriah, dan lainnya. REUTERS/Remo Casilli
Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam


256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

26 hari lalu

Banjir lahar dingin yang terjadi di Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Jumat, 5 April 2024. Foto Istimewa.
256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi tersebut berasal dari 78 kepala keluarga.


Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

26 hari lalu

Annalena Baerbock bersama Armin Laschet  (kanan) dan Olaf Scholz (kiri)  berfoto sebelum debat televisi calon kanselir Jerman di Berlin,  12 September 2021. (Michael Kappeler/Pool via REUTERS)
Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.