TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok pertama pengungsi yang terluka dari Gaza menyeberang ke Mesir pada Rabu, 1 November 2023, berdasarkan kesepakatan yang dimediasi Qatar, kata media Mesir dan sumber di perbatasan, sementara pasukan Israel terus melanjutkan pertempuran mereka melawan militan Hamas di daerah kantong Palestina.
Para pengungsi Palestina dibawa dengan ambulans melalui perlintasan perbatasan Rafah. Berdasarkan kesepakatan yang dicapai antara Mesir, Israel dan Hamas, sejumlah orang asing dan orang-orang yang terluka parah akan diizinkan meninggalkan wilayah yang terkepung.
Evakuasi tersebut menyusul pertumpahan darah lainnya di Gaza di mana serangan udara Israel pada Selasa menewaskan sekitar 50 orang di kamp pengungsi, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Israel mengatakan serangan itu menewaskan seorang komandan senior Hamas dan banyak pejuang lainnya.
Israel mengirim pasukannya ke Gaza yang dikuasai Hamas setelah berminggu-minggu melakukan pengeboman udara dan artileri sebagai pembalasan atas serangan mematikan yang dilakukan kelompok Islam tersebut di Israel selatan pada 7 Oktober.
Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas. Namun jumlah korban jiwa warga sipil di Gaza dan kondisi kemanusiaan yang menyedihkan telah menimbulkan kekhawatiran besar di seluruh dunia karena makanan, bahan bakar, air minum dan obat-obatan semakin menipis dan rumah sakit kesulitan untuk merawat para korban.
Sumber keamanan Mesir sebelumnya mengatakan bahwa hingga 500 pemegang paspor asing akan melewati perbatasan Rafah pada Rabu. Sekitar 200 orang menunggu di sisi perbatasan Palestina pada Rabu pagi, kata sumber itu.
Sumber kedua mengatakan tidak semuanya diperkirakan bisa keluar pada Rabu. Tidak ada batas waktu berapa lama penyeberangan itu akan tetap dibuka untuk evakuasi, tambah mereka.
Seorang pejabat Barat mengatakan daftar orang-orang dengan paspor asing yang dapat meninggalkan Gaza telah disepakati antara Israel dan Mesir dan kedutaan terkait telah diberitahu. Seorang pejabat Israel yang tidak ingin disebutkan namanya membenarkan bahwa Israel berkoordinasi dengan Mesir untuk izin keluar tersebut.
Mesir telah menyiapkan sebuah rumah sakit lapangan di Sheikh Zuwayed, Sinai, kata sumber medis. Ambulans dapat terlihat menanti di penyeberangan Rafah.
Sumber pertama mengatakan kesepakatan ini, bagaimanapun, tidak terkait dengan isu-isu lain, seperti pembebasan sekitar 240 sandera yang ditahan oleh Hamas atau “jeda kemanusiaan” dalam pertempuran yang telah diserukan oleh banyak negara namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak.
Serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober menewaskan sekitar 300 tentara dan sekitar 1.100 warga sipil, kata tokoh Israel.
Sekurangnya 8.525 warga Palestina, termasuk 3.542 anak-anak, terbunuh dalam pembalasan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kementerian kesehatan Gaza.
REUTERS
Pilihan Editor: Drama Penyanderaan di Jepang, Pelaku Lansia yang Dendam terhadap Kantor Pos