TEMPO.CO, Jakarta -Pejabat pemerintah Amerika Serikat bertemu dengan para pemimpin Yahudi Amerika untuk membahas langkah-langkah melawan lonjakan antisemitisme di kampus berkaitan dengan serangan Israel ke Gaza.
Ketegangan antara kelompok pro-Israel dan pro-Palestina bermunculan di beberapa kampus AS, termasuk di New York, sehingga mendorong pejabat universitas memperketat keamanan.
“Tidak ada tempat untuk kebencian di Amerika, dan kami mengutuk keras segala ancaman atau insiden antisemitisme,” kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre dalam konferensi rutin, Senin, 30 Oktober 2023.
Dia mengatakan pemerintahan Biden memantau dengan cermat ancaman di Universitas Cornell di New York, dan akan melakukan “segala yang kami bisa” untuk melawan tindakan dan ancaman anti-Yahudi di seluruh negeri.
Liga Anti-Pencemaran Nama Baik pekan lalu melaporkan peningkatan hampir 400% dalam insiden antisemit AS secara keseluruhan sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Dari 312 insiden antara 7-23 Oktober, sekitar 190 terkait dengan perang Israel-Hamas, katanya.
Suami Wakil Presiden Kamala Harris, Douglas Emhoff, bergabung dengan Menteri Pendidikan Miguel Cardona; Deborah Lipstadt, utusan khusus pemerintah untuk memantau dan memerangi antisemitisme, dan pejabat lainnya pada hari Senin untuk membahas langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi insiden tersebut.
Hamas menerobos penghalang ke Israel pada 7 Oktober 2023. Israel mengatakan Hamas membunuh 1.400 orang dan menyandera 239 orang. Israel membalas dengan pemboman ke Gaza yang menurut otoritas medis di sana telah menewaskan lebih dari 8.000 orang.
Gedung Putih mengatakan pihaknya mengambil tindakan untuk melawan "peningkatan yang mengkhawatirkan" dalam insiden antisemitisme di sekolah dan perguruan tinggi, termasuk berupaya memastikan penegakan hukum kampus dilibatkan dengan penegakan hukum negara bagian dan lokal.
Dikatakan bahwa Kantor Hak-Hak Sipil Departemen Pendidikan memperjelas bahwa Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964 secara khusus melarang “bentuk-bentuk antisemitisme tertentu dan bentuk-bentuk diskriminasi terkait.”
Para pemimpin Yahudi tersebut termasuk perwakilan dari organisasi kampus Yahudi Hillel, Liga Anti-Pencemaran Nama Baik dan Dewan Nasional Wanita Yahudi, kata pejabat Gedung Putih.
Cardona dan penasihat kebijakan dalam negeri Gedung Putih Neera Tanden akan mengunjungi universitas dan bertemu dengan mahasiswa Yahudi akhir pekan ini, kata pejabat itu.
Insiden anti-Muslim juga meningkat. Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) pekan lalu mengatakan telah menerima 774 pengaduan mengenai insiden yang dimotivasi oleh Islamofobia dan bias terhadap warga Palestina dan Arab sejak 7 Oktober. Kelompok tersebut mengatakan ini adalah tingkat tertinggi sejak 2015.
Biden mengadakan pertemuan pada Kamis lalu dengan sejumlah pemimpin Muslim, kata seorang pejabat Gedung Putih, seraya menambahkan bahwa para pejabat pemerintah terus bertemu dengan anggota komunitas Arab dan Muslim yang prihatin dengan cara Biden menangani krisis ini.
Selama akhir pekan, ancaman diposting online kepada mahasiswa Yahudi dan Pusat Kehidupan Yahudi di Cornell, menurut surat kabar mahasiswa dan kelompok kampus Hillel. Polisi kampus menjaga gedung dan mahasiswa disarankan untuk menjauh.
FBI mengatakan pihaknya mengetahui ancaman yang dilakukan terhadap Cornell.
“Kami menanggapi semua ancaman dengan serius dan bekerja sama dengan Cornell serta mitra penegak hukum kami di setiap tingkat untuk menentukan kredibilitas, berbagi informasi, dan mengambil tindakan investigasi yang tepat,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Gubernur New York Kathy Hochul mengatakan pada Minggu malam bahwa dia berbicara dengan para pemimpin universitas negeri dan swasta di seluruh negara bagian tentang menjaga keamanan kampus mereka.
“Unggahan menjijikkan dan penuh kebencian di papan pesan tentang mahasiswa Yahudi @Cornell adalah yang terbaru dari serangkaian insiden memprihatinkan di kampus-kampus,” kata Hochul di situs media sosial X.
REUTERS
Pilihan Editor Pakistan Usir Jutaan Warga Afghanistan, Besok Hari Terakhir