TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Senin, 30 Oktober 2023, mempublikasi kesepakatan yang dicapai antara Rusia dan Ukraina, dimana izin untuk warga di kedua negara saling melintasi perbatasan tanpa visa – sekarang tidak lagi berlaku.
“Kesepakatan antara Pemerintah Federasi Rusia dan Pemerintah Ukraina soal perjalanan bebas visa bagi warga di kedua negara, yang ditanda-tangani di Moskow pada 16 Januari 1997, sudah tidak lagi berlaku per 1 Januari 2023,” demikian pengumuman yang diunggah Kementerian Luar Negeri Rusia di website resminya.
Kementerian Luar Negeri Rusia menjelaskan Ukraina telah mengirimkan sebuah nota ke Rusia pada pertengahan 2022 yang meminta Moskow agar pakta bebas visa itu tidak usah diperpanjang. Sebab Kyev akan mulai meminta visa pada warga negara Rusia yang ke Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Juni 2022, juga telah membuat pengumuman ke media perihal ini.
Sebelumnya pada akhir bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah dekrit yang membolehkan warga negara Ukraina masuk ke Rusia meski paspor mereka sudah habis masa berlakunya, dengan menggaris bawahi kalau itu masuk kategori dokumen yang dianggap masih bisa diterima. Jutaan warga negara Ukraina berlindung ke Rusia setelah konflik meletup pada Februari 2022.
Kyev mengancam siapapun yang menerima pelancong dengan paspor Rusia, maka dia akan terkena ancaman hukuman 10 – 15 tahun penjara. Namun gertakan ini belum ada dampaknya. Pada September 2023, warga di Kota Donetsk, Lugansk, Zaporozhye, dan Kherson memberikan suara untuk bergabung ke Rusia. Banyak dari mereka yang akhirnya diberikan kewarganegaraan Rusia dan paspor.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Israel Bekukan Pendapatan Pajak Otoritas Palestina karena Tak Mau Mengecam Hamas