TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel mengintensifkan pengeboman di Gaza selatan semalam setelah salah satu hari paling mematikan bagi warga Palestina sejak konflik dimulai, di tengah seruan internasional untuk jeda dalam pertempuran agar bantuan masuk ke wilayah kantong tersebut dan mencegah lebih banyak lagi korban tewas.
Para pejabat kesehatan di Gaza, Rabu mengatakan bahwa puluhan orang lagi telah terbunuh di wilayah selatan, tempat ratusan ribu orang melarikan diri setelah Israel memperingatkan mereka bahwa mereka akan menyerang wilayah utara dalam upayanya untuk memusnahkan militan Hamas yang melakukan pembunuhan besar-besaran di Israel pada 7 Oktober.
Satu serangan merobohkan beberapa gedung apartemen di Khan Younis. “Ini adalah sesuatu yang tidak normal, kami belum pernah mendengar hal seperti ini sebelumnya,” kata Khader Abu Odah, seorang warga.
Kemarahan warga Palestina atas pembunuhan tersebut semakin meningkat karena adanya rasa pengkhianatan karena banyak dari mereka yang mematuhi perintah untuk pindah ke selatan juga dibunuh. Militer Israel mengatakan bahwa Hamas, yang menguasai Gaza, telah mengakar di kalangan penduduk sipil di mana pun.
Israel mengatakan serangan di Gaza selama 24 jam sebelumnya telah melenyapkan anggota Hamas termasuk kepala batalion Hamas di selatan Khan Younis, Tayseer Bebasher.
Terowongan, pusat komando, gudang senjata dan posisi peluncuran menjadi sasaran, serta sel penyelam Hamas yang mencoba memasuki Israel melalui laut dekat Kibbutz Zikim, tambah militer.
Di Kota Gaza di utara, petugas penyelamat mengeluarkan seorang anak kecil yang tampaknya tak bernyawa dari reruntuhan sebelum mencoba menenangkan seorang pria yang gelisah dan terkubur sebagian sambil meneriakkan nama keluarganya.
“Mereka baik-baik saja, saya bersumpah,” kata salah satu penyelamat dalam rekaman video dari lokasi kejadian.
Amerika Serikat dan Rusia memimpin seruan internasional untuk menghentikan pertempuran antara Israel dan Hamas guna mengizinkan bantuan masuk ke Gaza, di mana kondisi kehidupan sangat memprihatinkan.
Pengiriman terbatas makanan, obat-obatan dan air dari Mesir dimulai kembali pada Sabtu melalui Rafah, satu-satunya penyeberangan yang tidak dikendalikan oleh Israel, yang mengumumkan telah menutup wilayah pesisir tersebut untuk selamanya setelah serangan Hamas bulan ini.