TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, memperingatkan Israel bahwa strategi militer yang mengabaikan korban jiwa bisa menjadi bumerang. Hal ini dikatakannya setelah Israel menyatakan akan segera melakukan serangan darat untuk menumpas Hamas.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 5.000 orang dalam dua minggu serangan udara Israel sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan di mana kelompok militan tersebut menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Israel menyerang ratusan sasaran di Gaza dari udara pada hari Senin, 23 Oktober 2023, ketika tentaranya melawan Hamas dalam penggerebekan di wilayah Palestina yang terkepung di mana warga sipil terjebak dalam kondisi mengerikan.
Hamas pada hari Senin membebaskan dua wanita Israel di antara lebih dari 200 sandera yang disandera pada serangan 7 Oktober. Mereka adalah sandera ketiga dan keempat yang dibebaskan.
Kepala Staf Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan bahwa Israel tidak berniat membatasi serangannya di Jalur Gaza yang berpenduduk padat dan mengisyaratkan bahwa negara tersebut telah mempersiapkan diri dengan baik untuk serangan darat.
“Kami ingin membawa Hamas ke kondisi penghancuran total,” kata Halevi pada Senin malam. “Jalur ini adalah jalur serangan yang tak henti-hentinya, yang mengalahkan Hamas di mana pun dan dalam segala hal.
“Kami sangat siap untuk operasi darat di selatan,” katanya, mengacu pada Israel selatan, yang berbatasan dengan Gaza. “Pasukan yang mempunyai waktu lebih banyak akan lebih siap, dan itulah yang kami lakukan sekarang.”
Amerika Serikat menekankan hak Israel untuk membela diri, namun dua sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa Gedung Putih, Pentagon, dan Departemen Luar Negeri telah meningkatkan seruan pribadi untuk berhati-hati dalam percakapan dengan Israel.
Prioritas AS adalah memberikan waktu bagi negosiasi untuk membebaskan sandera lainnya, kata sumber tersebut, yang berbicara sebelum pembebasan sandera diumumkan pada hari Senin.
Ketika ditanya tentang kemungkinan gencatan senjata, Presiden AS Joe Biden mengatakan, "Kita harus membebaskan para sandera itu dan kemudian kita bisa berunding."
Peringatan Obama
Obama, dalam komentar yang jarang disampaikan oleh mantan presiden AS mengenai krisis kebijakan luar negeri, mengeluarkan pernyataan tertulis untuk memperingatkan Israel agar tidak menimbulkan begitu banyak korban sipil dalam melakukan pembalasan terhadap Hamas sehingga akan mengasingkan generasi warga Palestina.
"Setiap strategi militer Israel yang mengabaikan korban jiwa pada akhirnya bisa menjadi bumerang. Ribuan warga Palestina telah tewas dalam pemboman di Gaza, banyak dari mereka adalah anak-anak. Ratusan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka," kata Obama dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosial.
Belum jelas apakah Obama mengoordinasikan pernyataannya dengan Biden, yang merupakan wakil presidennya. Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar.
“Keputusan pemerintah Israel untuk memutus pasokan makanan, air dan listrik bagi penduduk sipil yang ditawan tidak hanya mengancam memperburuk krisis kemanusiaan yang semakin meningkat,” katanya.
“Hal ini dapat semakin memperkeras sikap Palestina selama beberapa generasi, mengikis dukungan global terhadap Israel, menguntungkan musuh-musuh Israel, dan melemahkan upaya jangka panjang untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan,” tulisnya dalam pernyataan yang diterbitkan di Medium yang juga mengecam Serangan Hamas dan menegaskan kembali dukungannya terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berencana menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Timur Tengah pada hari Selasa, meskipun tidak jelas tindakan apa, jika ada, yang mungkin diambil oleh dewan tersebut, yang lima hak vetonya tampaknya terbagi.
Pengeboman Israel di Gaza telah membuat Cina dan Rusia meningkatkan kredibilitas mereka sebagai juara di negara-negara berkembang, berbeda dengan Amerika Serikat, yang secara terang-terangan mendukung Israel. Ketiga negara besar tersebut mempunyai hak veto di Dewan.
Pada hari Senin, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 436 orang telah tewas dalam pemboman selama 24 jam sebelumnya, sebagian besar terjadi di wilayah selatan wilayah pesisir di mana pasukan dan tank Israel berkumpul untuk kemungkinan melakukan invasi darat.
Militer Israel mengatakan mereka telah menyerang lebih dari 320 sasaran di Gaza selama 24 jam, termasuk sebuah terowongan yang menampung pejuang Hamas, puluhan pos komando dan pengintaian, serta posisi peluncur mortir dan rudal anti-tank.
Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran Hamas di kamp pengungsi Al-Shati di Gaza yang menurut kementerian kesehatan daerah kantong Palestina itu menewaskan atau melukai puluhan orang pada Senin malam.
Setidaknya 5.087 warga Palestina tewas dalam dua minggu serangan, termasuk 2.055 anak-anak, kata kementerian kesehatan.
Dengan 2,3 juta penduduk Gaza yang kekurangan kebutuhan pokok, para pemimpin Eropa tampaknya akan mengikuti jejak PBB dan negara-negara Arab dalam menyerukan “jeda kemanusiaan” dalam permusuhan sehingga bantuan dapat menjangkau mereka.
REUTERS
Pilihan Editor Bos Tewas, Gangster yang Anggotanya Polisi di Brasil Bakar 35 Bus