TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan kembali ke Israel pada Senin, 16 Oktober 2023, untuk membicarakan "jalan ke depan" setelah beberapa hari melakukan diplomasi antar-negara Arab, yang menurutnya memiliki tekad yang sama dengan AS untuk memastikan konflik Hamas vs Israel tidak menyebar ke tempat lain di kawasan ini.
Diplomat utama Amerika tersebut tiba di Israel pada Kamis – saat Israel mempersiapkan serangan darat di Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan mematikan Hamas terhadap warga sipil – dan juga telah berkunjung ke Qatar, Yordania, Bahrain, Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Mesir.
Konflik tersebut telah menimbulkan kekhawatiran internasional bahwa hal ini dapat memicu perang regional yang lebih luas, sebagaimana Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, Minggu, memperingatkan bahwa “semua pihak di kawasan ini ikut menjadi pemicunya.”
“Ada tekad di setiap negara yang saya kunjungi, untuk memastikan konflik ini tidak meluas,” kata Blinken kepada wartawan saat bersiap meninggalkan Kairo. “Mereka menggunakan pengaruh mereka sendiri, hubungan mereka sendiri, untuk mencoba memastikan hal ini tidak terjadi.”
Binken bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Riyadh pada Minggu dan Presiden Mesir saat itu Abdel Fattah al-Sisi di Kairo, di mana ia menerima penilaian blak-blakan dari Sisi mengenai tanggapan Israel terhadap serangan Hamas yang menewaskan 1.300 orang.
“Reaksi (Israel) lebih dari sekedar hak untuk membela diri, namun berubah menjadi hukuman kolektif bagi 2,3 juta orang di Gaza,” kata Sisi kepada Blinken dalam pidatonya yang disiarkan televisi.
Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas – yang menguasai Jalur Gaza – setelah para pejuangnya menyerbu kota-kota Israel delapan hari lalu, menembak pria, wanita dan anak-anak serta menyandera dalam serangan terburuk terhadap warga sipil dalam sejarah negara itu.
Jet-jet dan artileri Israel telah melancarkan pengeboman paling hebat yang pernah terjadi di Gaza, menjadikan daerah kantong itu dalam kepungan total. Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 2.450 orang telah terbunuh.