TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria Australia didakwa di Singapura pada Sabtu 14 Oktober 2023 karena membuat ancaman bom di dalam pesawat tujuan Perth. Ancaman ini memaksa pesawat tersebut berbalik arah di bawah pengawalan jet tempur.
Hawkins Kevin Francis, 30 tahun, menghadapi hukuman hingga 10 tahun penjara atau denda maksimal Sg$500 ribu, atau keduanya, jika terbukti bersalah.
Penerbangan TR16 yang dioperasikan oleh maskapai hemat Singapura Scoot terpaksa kembali ke negara kota itu satu jam setelah perjalanan pada Kamis setelah ancaman dilontarkan.
Angkatan udara Singapura mengerahkan jet tempur untuk mengawal pesawat kembali dan pesawat mendarat dengan selamat. Polisi mengatakan ancaman itu tidak benar.
Francis, yang saat itu tidak disebutkan namanya, ditangkap oleh polisi yang menaiki pesawat tersebut.
Dia diduga mengatakan kepada anggota awak kabin “Saya punya bom” selama penerbangan, menurut lembar dakwaan. Dia juga “mengucapkan kata ‘bom’ berulang kali” kepada awak kabin lainnya.
Meski mengetahui ancaman tersebut palsu, Francis ingin membuat awak kabin percaya “bahwa aksi teroris akan dilakukan”. Dia melakukan pelanggaran berdasarkan Peraturan PBB (Tindakan Anti-Terorisme), kata lembar dakwaan.
Mengenakan kaus berwarna hijau zaitun, warga Australia tersebut mendengarkan dakwaan tersebut, yang diajukan ke pengadilan distrik, melalui konferensi video dan mengatakan bahwa dia memahaminya.
Dia berjanggut, tampak muram dan berbicara perlahan.
Pengadilan memerintahkan dia untuk dikembalikan ke Institut Kesehatan Mental selama dua minggu untuk observasi psikiatris sebelum kasusnya disidangkan lagi pada 27 Oktober.
Selama persidangan pada Sabtu, dia bertanya apakah bisa mendapatkan “tiket pesawat kembali ke negara asal saya di Australia” tetapi diberitahu bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan saat ini.
Permintaannya untuk membuat pernyataan ke pengadilan juga ditolak.
Scoot adalah anak perusahaan berbiaya rendah dari Singapore Airlines.
Angkatan udara Singapura sebelumnya mengerahkan jet tempur untuk mengawal pesawat komersial setelah ancaman bom pada 2022, 2019, dan 2018.
Pilihan Editor: Singapura Geger, Polisi Terima 18 Ancaman Bom di Lokasi Penting
CHANNEL NEWSASIA