TEMPO.CO, Jakarta - Israel dikenal sebagai negara zionis. Meski mayoritas penduduknya menganut agama Yahudi, ada juga penganut yang menentang zionisme Israel. Mereka dikenal sebagai sekte Yahudi Heredi. Sebaliknya, mereka mendukung kemerdekaan Palestina. Bahkan tercatat menjadi menteri dalam kabinet Palestina pimpinan Yasser Arafat.
Yahudi Haredi atau ultra-Ortodoks adalah golongan Yahudi yang ketat menjalankan ajaran Taurat. Dikutip dari Britannica, Yudaisme Haredi memegang teguh halaqah (tradisi Yahudi), hukum, dan ketetapan kerabian Yahudi. Mereka bahkan memisahkan diri dari masyarakat non-Yahudi dan orang Yahudi lainnya yang tidak mengikuti hukum agama seketat mereka.
Yudaisme Haredi dikenal sebagai kelompok anti-Zionisme. Penolakan tersebut menyebabkan munculnya berbagai kelompok, seperti Neturei Karta yang tidak mengakui legitimasi Negara Israel. Neturei Karta mengandalkan sarana politik aktif seperti propaganda, demonstrasi, dan agitasi melawan apa yang mereka anggap sebagai negara tidak sah.
Dirangkum dari berbagai sumber. Inilah 5 fakta menarik tentang Yudaisme Haredi:
1. Memiliki perjanjian Status quo
Berbeda dengan agama lainnya, Yahudi memiliki hak istimewa yang dicantumkan dalam Status quo. Dirangkum dari ncbi.nlm.nih.gov, perjanjian ini ditandatangani antara kepemimpinan Zionis sekuler di Yishuv Baru, wilayah palestina di bawah pemerintahan kolonial Inggris dan dua denominasi Yahudi di Palestina. Status quo dibuat atas keinginan Yahudi untuk mendapatkan dukungan internasional dari kaum Yahudi ortodoks di dunia.
Pada 19 Juni 1947 Zionis Yahudi berjanji untuk menyelesaikan perihal praktik keagamaan. Adapun isi perjanjian itu berupa Status pribadi seorang Yahudi harus diatur oleh hukum Yahudi (Halakhah), Sabat harus menjadi hari istirahat yang sah, lembaga-lembaga publik harus menawarkan makanan halal, dan agama Yudaisme harus mampu menjalankan sistem pendidikan yang otonom.
Akan hal ini kelompok ultra-Ortodoksi diberi kekuasaan hukum atas keprihatinan masyarakat luas Yahudi dan non-Yahudi. Bahkan sejak didirikan, mayoritas hakim di pengadilan Israel berasal dari kalangan Yahudi Haredi.
2. Pengecualian wajib militer
Yahudi Haredi memiliki pengecualian dari dinas militer. Hal ini disebabkan lingkungan militer yang tidak sesuai dengan ajaran dari Yahudi Haredi. Misalnya tidak adanya segregasi gender di ketentaraan, dilarang membawa senjata menurut Taurat, dan dihadapkan pada norma budaya dan biografi masyarakat non-Haredi.
Pada awal 1950-an, para rabi ultra-Ortodoksi dan perwakilan politik mereka memperjuangkan peraturan pengecualian Haredi dari dinas militer. Tindakan ini didasari alasan gaya hidup keluarga yang religius.
3. Memiliki hak otonom khusus
Berbeda dengan sekte lainnya, Yudaisme Haredi merupakan minoritas yang memiliki hak otonom khusus. Kelompok ini diberi kebebasan untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan mereka sendiri. Serta diberi wewenang untuk membentuk sistem pengadilan swasta yang mengadili perkara menurut hukum agama Yahudi, Halakhah.
Tak hanya itu, supremasi hukum Yahudi Haredi dikeluarkan dari Pengadilan Kerabian. Sejak didirikan, Haredi dan orang-orang Zionis yang beragama menjabat sebagai hakim, dayanim, di pengadilan kerabian negara bagian.
4. Harus menjumpai Rabbi sebelum pergi ke pengadilan negara
Seorang Yahudi Haredi harus mendapatkan persetujuan dari seorang rabbi atau pengadilan kerabian sebelum pergi ke pengadilan negara. Tindakan ini merupakan aturan masyarakat Haredi yang wajib ditaati. Apabila seorang pengikut Yahudi Haredi melanggar langkah ini, maka dianggap sebagai pelanggaran serius dan dicap oleh masyarakat sebagai “Arur”. atau "yang terkutuk ".
5. Aliran yang mengalami pertumbuhan cepat
Yudaisme Haredi adalah aliran agama Yahudi dengan pertumbuhan tercepat di abad ke-21. Hal ini dibuktikan dari perkembangan Yahudi Haredi di Israel. Pada 2020 sekitar 1.175.088 orang atau 14 persen dari populasi Yahudi resmi terdaftar sebagai ultra-Ortodoks.
Tak hanya itu, Komunitas Yahudi Ortodoks banyak ditemukan di belahan dunia. Misalnya Inggris yang berada di Stamford Hill, London di wilayah Hackney, Haringey, Barnet, Hendon, Golders Green, Manchester, dan Gateshead. Sedangkan komunitas Haredi Amerika Serikat sebagian besar berpusat di Kota New York. Ada juga komunitas yang cukup besar di Antwerp di Belgia, dikutip dari religionmediacentre.org.uk.
Pilihan Editor: Perang Israel-Hamas Berlanjut, 'Mimpi Buruk' Bagi Warga Gaza