Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjuangan Yasser Arafat Bebaskan Palestina dari Israel dan Kematiannya yang Misterius

image-gnews
Poster mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat. REUTERS/Abed Omar Qusini
Poster mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat. REUTERS/Abed Omar Qusini
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tanah Palestina berkobar sejak akhir pekan lalu. Israel melancarkan serangan balasan setelah Hamas menyerbu secara mendadak dan menewaskan ratusan orang. Bagaimanapun, Hamas berdalih upaya itu untuk membebaskan Palestina dari blokade Israel sejak 2007.

Upaya mengusir Israel dari tanah mereka itu adalah warisan Yasser Arafat, ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Lebih dari separuh umurnya, dia habiskan di medan perjuangan. Bagi Yasser, pengorbanan apa pun tak menjadi soal. Asalkan untuk mengusir Israel. Semasa hidupnya, kepada Tempo Yasser pernah bilang: Demi kehormatan bangsanya, perjuangan tak akan surut.

"Saya tidak akan pernah surut dari perjuangan segala cara akan tetap saya tempuh demi kehormatan bangsa saya," ujar Arafat, dinukil dari Majalah Tempo edisi Sabtu, 28 Desember 1985.

Yasser Arafat lahir di Kairo, Mesir, pada 1929. Saat usai empat tahun, ibunya meninggal dan dia harus tinggal bersama pamannya di Yerusalem. Dia diboyong oleh sang ayah ke tanah kelahiran saat usia delapan tahun. Namun, Palestina sudah memeluknya erat. Penindasan Israel atas bangsa itu membuatnya berkobar. Perjuangan membebaskan Palestina telah bergandeng tangan dengan Yasser sejak ia remaja.

Di usianya yang masih belia untuk dikatakan sebagai pejuang, dia telah tahu bagaimana menyelundupkan senjata ke Palestina untuk melawan Yahudi dan Inggris. Bahkan saat ayahnya memasukkannya ke perguruan tinggi, Universitas Faud I (kini Universitas Kairo), Yasser memilih cabut. Dia memutuskan turun ke medan tempur melawan orang-orang Yahudi selama Perang Arab-Israel 1948. Meskipun pada akhirnya Palestina kalah dan Israel berdiri sebagai negara.

Yasser menyadarkan orang-orang Palestina, tanpa perjuangan bersenjata, masalah Palestina tidak akan lebih dari masalah pengungsian. Meski pada akhirnya hal itu menyebabkan bencana yang membuat lebih dari 700 ribu orang Palestina kehilangan rumah mereka di tempat yang kemudian menjadi wilayah Israel. Tapi perjuangan tak terhenti. Di Kuwait pada 1958, Arafat dan rekannya mendirikan Al-Fatah, jaringan bawah tanah yang melawan Israel dengan senjata.

Pada pertengahan 1960-an, kelompok itu vakum sehingga Yasser meninggalkan Kuwait, menjadi revolusioner penuh waktu dan melancarkan serangan ke Israel. Yasser mendirikan PLO pada 1964. Organisasi ini menyatukan sejumlah kelompok yang memperjuangkan negara Palestina yang merdeka. Menjadi satu-satunya organisasi yang diakui PBB mewakili Palestina.

Tiga tahun kemudian, Perang Enam Hari meletus, dengan Israel sekali lagi diadu dengan negara-negara Arab. Perang dimenangkan Israel, dan setelahnya Yasser Arafat menjadi ketua komite eksekutif PLO pada 1969. Setelah kalah perang, Yasser memindahkan operasi ke Yordania, dan terus mengembangkan PLO. Namun diusir oleh Raja Hussein, dan memindahkan PLO ke Lebanon.

Tapi lagi-lagi PLO diusir dari Lebanon pada awal 1980-an. Arafat kemudian meluncurkan gerakan protes intifadah terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Intifadah ditandai dengan kekerasan terus-menerus di jalan-jalan dengan pembalasan Israel. Nama Yasser sebenarnya mulai jadi momok menakutkan bagi Israel setelah gerilyawan Al Fatah memukul mundur lawan dalam Perang Karameh, 1968.

“Israel, kabarnya, mengakui bahwa penyerbuan mereka terhadap markas Al Fatah di Yordania itu merupakan salah satu perang yang mereka bayar mahal: puluhan prajurit Korto mereka terbunuh di tangan lawan,” tulis Majalah Tempo edisi Sabtu, 28 Desember 1985.

Polemik Meninggalnya Yasser Arafat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yasser Arafat meninggal dunia di Rumah Sakit Militer Percy, dekat Paris, saat berusia 75 pada 11 November 2004. Dia sempat mengeluh sakit perut di kantor pusatnya di Kota Ramallah, Tepi Barat. Kemudian dia dinyatakan meninggal akibat gangguan darah. Namun pemeriksaan barang-barang miliknya dan penggalian kerangkanya untuk analisis lebih lanjut pada 2012 menunjukkan ia mungkin telah diracun dengan radioaktif polonium-210.

Dilansir dari Reuters, Arafat menghabiskan bulan-bulan terakhir hidupnya bersembunyi di sebuah kompleks bekas pertempuran di kota Ramallah Tepi Barat, dikelilingi oleh tank-tank Israel. Di dalam gedung, sekelompok ajudan inti mengurus setiap kebutuhan pemimpin mereka yang sudah lanjut usia. Laporan Institut Fisika Radiasi Rumah Sakit Universitas Lausanne menyatakan Yasser jatuh sakit parah sekitar empat jam setelah makan pada 12 Oktober 2004. Dia tidak pernah pulih dan meninggal sebulan kemudian di sebuah rumah sakit Paris pada usia 75.

Sebelum kematian suaminya, Suha Arafat yang melarikan diri dari wilayah Palestina dengan putri kecil mereka setelah pecahnya pemberontakan melawan pendudukan Israel pada 2000, tidak bertemu dengan Arafat selama tiga tahun kemudian berhasil menjenguk suaminya. Kepada Al-Jazeera, Suha mengatakan kematian suaminya menyimpan konspirasi. “Saya meminta Anda untuk menyadari ruang lingkup konspirasi. Mereka mencoba mengubur Abu Ammar (Arafat) hidup-hidup,” katanya.

Dilansir dari Antara, pada 2013, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak dilakukannya penyelidikan internasional mengenai kematian pendahulunya Yasser Arafat itu. Dalam kunjungannya ke Kairo, Mesir pada November 2013, Abbas meminta Sekretaris Jenderal Liga Arab agar mengaktifkan resolusi lama organisasi itu untuk membentuk komite penyelidikan internasional mengenai kematian Arafat.

Kemudian pada 2015, Tim investigasi Palestina yang menyelidiki misteri kematian Yasser Arafat, mengklaim mantan pemimpin Palestina itu dibunuh Israel. Hasil investigasi itu menyebutkan Arafat dibunuh di rumah sakit militer di Paris, Prancis. Ketua Investigasi Tawfiq Tirawi, pada Rabu, 11 November 2015, seperti dilansir laman Al-Araby, menyebut Israel dalang di balik kematian Yasser.

“Komite penyelidikan telah mengidentifikasi pembunuh mantan Presiden Yasser Arafat, dan Israel bertanggung jawab soal itu,” kata dia.

Namun Israel menyangkal keras peran apa pun dalam kematian Arafat, dengan mengatakan bahwa mereka secara politik telah mengisolasinya pada saat itu dan tidak memiliki alasan untuk membunuhnya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor mengatakan orang-orang Palestina harus menghentikan omong kosong tersebut

“Biarkan saya menyatakan ini sesederhana yang saya bisa: Israel tidak membunuh Arafat. Dan berhenti mengangkat tuduhan tak berdasar ini tanpa bukti apa pun,” kata dia

Pilihan Editor: Yasser Arafat dan Konspirasi di Sekitar Kematiannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menteri Pertahanan Lloyd Austin Benarkan Amerika Serikat Hentikan Sementara Pengiriman Senjata ke Israel

36 menit lalu

Lloyd Austin, Menteri Pertahanan Amerika Serikat. Sumber: Reuters
Menteri Pertahanan Lloyd Austin Benarkan Amerika Serikat Hentikan Sementara Pengiriman Senjata ke Israel

Lloyd Austin mengkonfirmasi dalam sidang Kongres kalau Amerika Serikat untuk pertama kalinya menangguhkan sementara pengiriman senjata ke Israel


Biden Akui Bom dari AS Digunakan Israel untuk Serang Rafah, Ancam Setop Suplai Senjata

51 menit lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Biden Akui Bom dari AS Digunakan Israel untuk Serang Rafah, Ancam Setop Suplai Senjata

AS menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Joe Biden mengakui bom AS digunakan untuk menyerang rakyat Rafah.


Ini Alasan AS Hentikan Pengiriman Bom ke Israel

9 jam lalu

Tentara Israel berjalan di samping kendaraan militer di dekat perbatasan Israel-Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Israel selatan, 8 Mei 2024. REUTERS/Ammar Awad TPX
Ini Alasan AS Hentikan Pengiriman Bom ke Israel

Amerika Serikat telah menangguhkan pengiriman senjata ke Israel, termasuk bom-bom berat yang digunakan oleh sekutu AS tersebut di Gaza.


Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

9 jam lalu

Caption:Aksi bela Palestina yang dilakukan mahasiswa, tenaga pendidik, dan dosen Universitas Andalas (Unand) di sekitar Bundaran Rektorat Unand, pada Rabu, 8 Mei 2024. TEMPO/Tiara Juwita
Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

Setelah puluhan kampus di Amerika, kini sivitas akademika Universitas Andalas (Unand) gelar aksi bela Palestina dengan tema Unand Student For Justice.


AS Tangguhkan Pengiriman JDAM ke Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahan Bom Ini?

11 jam lalu

Presiden AS Joe Biden menyetujui rencana penjualan senjata berpemandu presisi senilai US$ 735 juta (Rp 10,4 triliun) ke Israel di tengah konflik yang kian memanas antara Palestina dan Israel. Joe Biden menjual bom pintar Joint Direct Attack Munition, atau JDAM, yang dibuat oleh Boeing senilai US dollar 735 juta atau sekitar Rp 10,4 triliun. ausairpower.net
AS Tangguhkan Pengiriman JDAM ke Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahan Bom Ini?

AS untuk pertama kalinya secara terbuka berjanji untuk menangguhkan pengiriman JDAM ke Israel sebagai tanggapan invasi ke Rafah.


Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

1 hari lalu

Militer Israel beroperasi di Penyeberangan Rafah sisi Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza selatan, 7 Mei 2024. Israel Defense Forces/Handout via REUTERS
Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

Israel menolak gencatan senjata dan melancarkan operasi di Rafah, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Gaza akan berlarut-larut.


Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

1 hari lalu

Pengunjuk rasa pro-Palestina berfoto di depan Mahkamah Internasional (ICJ) ketika hakim memutuskan tindakan darurat terhadap Israel menyusul tuduhan Afrika Selatan bahwa operasi militer Israel di Gaza adalah genosida yang dipimpin negara, di Den Haag, Belanda, 26 Januari 2024. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

Bahama secara resmi mengakui negara Palestina. Sebelumnya sejumlah negara melakukan hal serupa.


Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

1 hari lalu

Masyarakat yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam dan Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis menggelar aksi stop the war on gaza untuk peringatan 100 hari genosida gaza pada Sabtu, 13 Januari 2024 di Kedubes Amerika Serikat, Jakarta Pusat. Bertepatan 115 hari agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, massa menuntut genjatan senjata permanen. Dalam perang yang sudah berlangsung 3 bulan 5 hari tersebut, sebanyak 23.708 orang sipil Palestina meninggal dunia, lebih dari 60 ribu orang luka-luka. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah


AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

1 hari lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel ketika pasukan Israel melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur Rafah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 7 Mei 2024. Sejumlah tank Israel juga terlihat mengelilingi kota Rafah. REUTERS/Hatem Khaled
AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.


Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

1 hari lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel ketika pasukan Israel melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur Rafah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 7 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah