TEMPO.CO, Jakarta - Anggota parlemen Amerika Serikat Maxwell Frost, anggota Kongres Generasi Z pertama dan calon anggota Partai Demokrat, mengecam penggunaan bom fosfor putih oleh Israel di Gaza.
“Hati saya hancur karena semakin banyak nyawa tak berdosa yang terbunuh. Masyarakat di Gaza menyebutnya sebagai neraka dunia. [Dua] juta orang tinggal di sana, setengah dari mereka adalah anak-anak,” tulis Frost dalam postingan media sosial.
“Israel harus mengikuti hukum internasional yang melarang penggunaan fosfor putih, pemboman terhadap warga sipil, dan hukuman kolektif.”
Human Rights Watch sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa Israel telah menggunakan bom osfor putih di Gaza dan Lebanon selatan dalam beberapa hari terakhir.
Hukum internasional melarang penempatan amunisi yang sangat mudah terbakar di daerah padat penduduk karena risiko yang ditimbulkannya terhadap warga sipil.
Sementara itu, Angkatan udara Israel telah menjatuhkan 6.000 bom di Gaza sejak Sabtu, kata militer Israel pada Kamis malam.
“Puluhan jet tempur dan helikopter menyerang serangkaian sasaran teroris organisasi teroris Hamas di seluruh Jalur Gaza. Sejauh ini, IAF telah menjatuhkan sekitar 6.000 bom terhadap sasaran Hamas,” kata IAF pada X.
Serangan tersebut telah menewaskan 1.500 warga Palestina, sepertiga dari mereka adalah anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Sebanyak 6.6000 orang terluka.
The Washington Post telah berbicara dengan para ahli militer yang menyebut jumlah serangan tersebut “mengkhawatirkan”.
Jumlah amunisi ini lebih banyak daripada yang digunakan Amerika dalam sebulan kampanye melawan ISIS di Irak dan Suriah. Dan, jumlah ini hampir sama dengan jumlah amunisi yang digunakan Amerika pada tahun serangan paling intensif di Afghanistan.
Pilihan Editor: Mengenal Bom Fosfor Putih, Senjata Perang yang Dilarang PBB
AL JAZEERA