TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa (UE) pada Senin menarik kembali pengumuman bahwa bantuan kepada Palestina telah ditangguhkan, sebagai tanggapan atas serangan Hamas terhadap Israel. Langkah ini diambil setelah sejumlah negara-negara Uni Eropa memprotes bahwa eksekutif blok tersebut telah melampaui batas.
Kebingungan ini dimulai setelah Oliver Varhelyi, pejabat tinggi hubungan dengan negara-negara tetangga Uni Eropa, mengatakan Komisi Eropa sedang meninjau semua bantuan pembangunannya untuk Palestina, senilai 691 juta euro.
Dalam sebuah postingan di situs media sosial X, Varhelyi – seorang warga Hungaria yang merupakan Komisaris Eropa untuk Lingkungan dan Perluasan – juga mengatakan semua pembayaran “segera ditangguhkan”.
Varhelyi dinominasikan untuk jabatannya oleh Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, sekutu setia Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Pengumuman tersebut memicu kekhawatiran di antara banyak negara Uni Eropa, yang telah memperingatkan agar tidak menghentikan bantuan yang merugikan warga sipil Palestina dan mempertanyakan apakah Komisi mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan tersebut.
Langkah ini juga mengejutkan karena para pejabat sebelumnya mengatakan bahwa bantuan untuk Palestina akan dibahas pada pertemuan darurat para menteri luar negeri Uni Eropa pada Selasa 10 Oktober 2023.
Spanyol, Portugal, Luksemburg dan Irlandia secara terbuka menyuarakan kekhawatiran mereka, sementara negara-negara Uni Eropa lain melakukannya secara diam-diam, kata para diplomat.
“Pemahaman kami adalah tidak ada dasar hukum bagi keputusan sepihak semacam ini yang dilakukan oleh seorang Komisaris dan kami tidak mendukung penangguhan bantuan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Irlandia.
Lebih dari lima jam setelah unggahan Varhelyi di media sosial, Komisi Eropa mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi bahwa pihaknya telah memulai peninjauan bantuan darurat. Namun juga menyatakan, bahwa "karena tidak ada pembayaran yang diperkirakan, tidak akan ada penangguhan pembayaran".
Kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell kemudian menambah kebingungan ketika ia mengatakan UE tidak akan menangguhkan “pembayaran yang jatuh tempo” – tepat setelah Komisi mengatakan tidak ada pembayaran yang diharapkan.
Komisi menolak menjelaskan perbedaan tersebut. Namun, mereka mengklarifikasi bahwa bantuan kemanusiaan – yang terpisah dari dana pembangunan – akan terus berlanjut.
Dikatakan bahwa pihaknya melakukan peninjauan untuk "memastikan bahwa tidak ada pendanaan Uni Eropa yang secara tidak langsung memungkinkan organisasi teroris melakukan serangan terhadap Israel".
Pejuang Hamas membunuh sekitar 900 warga Israel dan menculik puluhan orang dalam serangan paling mematikan sejak perang Yom Kippur 50 tahun lalu, yang mendorong Israel membalas dengan pemboman terberat yang pernah terjadi di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 680 orang Palestina.