Perpecahan Panjang
Kekacauan yang terjadi di Uni Eropa mencerminkan perpecahan yang sudah berlangsung lama di dalam blok beranggotakan 27 negara tersebut terkait konflik Israel-Palestina. Bahkan ketika para anggotanya bersatu untuk mengutuk serangan pada Sabtu tersebut.
Jerman dan Austria mengatakan sebelumnya pada Senin bahwa mereka menangguhkan bantuan pembangunan mereka kepada Palestina, sementara negara lain seperti Italia mengatakan bahwa penangguhan bantuan mereka bukanlah hal yang perlu didiskusikan.
Eropa merupakan salah satu sumber bantuan utama bagi wilayah Palestina yang diduduki Israel dimana PBB memperkirakan sekitar 2,1 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, di antaranya 1 juta anak-anak.
Total bantuan Uni Eropa yang dialokasikan untuk rakyat Palestina berdasarkan alokasi anggaran tahun 2022 adalah 296 juta euro.
Baik Komisi Uni Eropa, Jerman atau Austria tidak membedakan antara Gaza, daerah kantong Palestina yang diperintah oleh Hamas, dan Tepi Barat yang jauh lebih besar yang dijalankan oleh Otoritas Palestina yang didukung Barat dan dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas, yang gerakan Fatahnya merupakan saingan Hamas.
Di Jerman, Menteri Pembangunan Svenja Schulze dari Partai Sosial Demokrat mengatakan saat ini tidak ada pembayaran yang dilakukan untuk proyek bantuan bilateral karena Berlin mengkaji ulang keterlibatannya dengan wilayah Palestina.
“Ini juga merupakan ekspresi solidaritas kami yang tidak dapat dipatahkan terhadap Israel,” katanya dalam konferensi pers.
Kementerian Pembangunan Jerman telah mengalokasikan dana pembangunan sebesar 250 juta euro untuk proyek bilateral di wilayah Palestina untuk tahun ini dan tahun depan. Namun tidak disebutkan berapa jumlah dana yang telah dicairkan pada tahun ini.
Politisi Jerman dalam beberapa hari terakhir menekankan kewajiban negara mereka terhadap Israel dan keamanannya mengingat tanggung jawab bersejarah atas Holocaust. Bendera Israel dikibarkan pada Sabtu malam di Gerbang Brandenburg yang terkenal di Berlin.
Meski begitu, beberapa politisi menolak keputusan untuk menangguhkan bantuan tersebut, dengan mengatakan bahwa Hamas namun tidak semua warga Palestina bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Selain itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri yang dikelola Partai Hijau mengatakan pihaknya akan terus mengucurkan dana sebesar 73 juta euro yang telah dialokasikan untuk warga Palestina – yang terpisah dari dana Kementerian Pembangunan, dan sebagian besar telah dibelanjakan.
Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg mengatakan negaranya menangguhkan bantuan pembangunan senilai total sekitar 19 juta euro untuk beberapa proyek. Kelompok konservatif yang berkuasa di Austria yang netral telah mengambil salah satu sikap paling pro-Israel di Uni Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
Pilihan Editor: Israel Blokade Jalur Gaza, Larang Pengiriman Air dan Makanan
REUTERS