TEMPO.CO, Jakarta - Satu orang tewas dan sedikitnya tiga orang terluka setelah roket ditembakkan milisi Gaza menuju Israel pada Sabtu 7 Oktober 2023.
Roket-roket tersebut memicu sirene hingga wilayah Tel Aviv di utara, di timur hingga Beer Sheva, dan banyak lokasi Israel lainnya.
Seorang wanita berusia 70-an tahun di Kfar Aviv di wilayah Gderot tewas setelah serangan tersebut, kata layanan penyelamatan Magen David Adom (MDA) Israel kepada CNN.
Dua orang lainnya di daerah Ashkelon mengalami luka ringan, kata layanan penyelamatan, sementara orang keempat – seorang pria berusia 20-an di Yavne – terluka sedang akibat pecahan peluru.
Roket-roket tersebut ditembakkan Sabtu pagi sekitar pukul 06.30, ketika sebagian besar warga Israel kemungkinan besar sedang tidur.
Muhammad al-Deif, komandan umum Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, akan segera mengeluarkan pernyataan, kata gerakan militan Palestina yang menguasai Gaza pada Sabtu.
Namun tidak disebutkan kapan atau bentuk pernyataan apa yang akan disampaikan.
Tembakkan puluhan roket ke arah Israel pada Sabtu pagi, selain memicu sirene serangan udara di seluruh negeri, juga meningkatkan kemungkinan terjadinya babak baru pertempuran sengit.
Tidak ada tanggapan segera dari Israel. Namun militer Israel biasanya melancarkan serangan udara sebagai respons terhadap tembakan roket, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya pertempuran yang lebih luas.
Meskipun tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan roket tersebut, Israel biasanya menganggap kelompok milisi Hamas bertanggung jawab atas setiap tembakan yang berasal dari wilayah tersebut.
Peluncuran tersebut dilakukan setelah berminggu-minggu ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Israel dengan Gaza, dan pertempuran sengit di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Israel telah mempertahankan blokade atas Gaza sejak Hamas, kelompok militan Islam yang menentang Israel, menguasai wilayah tersebut pada 2007. Musuh bebuyutan tersebut telah berperang empat kali sejak saat itu. Ada juga sejumlah pertempuran kecil antara Israel dan Hamas serta kelompok militan kecil lainnya yang berbasis di Gaza.
Blokade yang membatasi pergerakan orang dan barang masuk dan keluar Gaza telah menghancurkan perekonomian wilayah tersebut. Israel mengatakan blokade diperlukan untuk mencegah kelompok militan membangun persenjataan mereka.
Palestina mengatakan penutupan itu sama saja dengan hukuman kolektif.
Tembakan roket terjadi selama periode pertempuran sengit di Tepi Barat, di mana hampir 200 warga Palestina tewas dalam serangan militer Israel tahun ini. Israel mengatakan penggerebekan tersebut ditujukan pada kelompok militan, namun pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan orang-orang yang tidak terlibat dalam kekerasan juga telah terbunuh. Serangan Palestina terhadap sasaran Israel telah menewaskan lebih dari 30 orang.
Ketegangan juga menyebar ke Gaza, tempat para aktivis yang terkait dengan Hamas mengadakan demonstrasi yang disertai kekerasan di sepanjang perbatasan Israel dalam beberapa pekan terakhir. Demonstrasi tersebut dihentikan pada akhir September setelah mediasi internasional.
Pilihan Editor: Pasukan Israel Tembak Mati Seorang Pria di Gaza dan Tiga di Tepi Barat
REUTERS | ARAB NEWS