TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan bus di selatan Meksiko pada Jumat menewaskan 18 migran Venezuela dan Haiti serta menyebabkan 27 lainnya terluka, kata otoritas negara bagian.
Di antara korban tewas terdapat 13 pria, dua wanita dan tiga anak-anak, menurut kantor jaksa agung di negara bagian Oaxaca, tempat kecelakaan itu terjadi.
Otoritas Meksiko mengatakan bahwa 27 orang yang terluka dibawa ke rumah sakit terdekat, tetapi tidak menyebutkan kewarganegaraan mereka.
Foto-foto dari badan perlindungan sipil negara bagian Oaxaca menunjukkan bus tersebut, yang sedang melaju di jalan raya yang menghubungkan Oaxaca dan negara bagian tengah Puebla, terbalik di jalan yang berkelok-kelok.
Kecelakaan itu terjadi di tengah tingginya jumlah migran yang tiba di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko. Para migran berupaya melintasi Meksiko dengan bus, truk, atau kereta kargo. Namun, perjalanan tersebut seringkali berbahaya.
Mereka berisiko mengalami kecelakaan fatal, penculikan oleh kelompok kriminal, dan pemerasan oleh pejabat korup.
Lebih dari 8.200 migran telah meninggal atau hilang di benua Amerika sejak 2014, sebagian besar dari mereka ketika mencoba mencapai Amerika Serikat melalui Meksiko, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi.
“Perbatasan AS-Meksiko adalah jalur migrasi darat paling mematikan di dunia, dengan 686 kematian dan orang hilang pada 2022,” kata IOM bulan lalu.
Minggu lalu, setidaknya 10 migran Kuba tewas dan 25 lainnya luka-luka ketika sebuah truk kargo yang membawa mereka terbalik di negara bagian Chiapas di selatan.
Pada awal Agustus, sedikitnya 18 orang tewas dan 23 lainnya luka-luka setelah sebuah bus yang membawa penumpang lokal dan migran dari negara-negara seperti India, Republik Dominika, dan beberapa negara Afrika jatuh ke jurang di negara bagian Nayarit.
Dan pada Desember 2021, 56 orang yang sebagian besar merupakan migran Amerika Tengah tewas dan puluhan lainnya luka-luka ketika sebuah truk penyelundup manusia yang membawa sekitar 160 orang terbalik di Chiapas.
Pemerintah Meksiko mengaku kewalahan dengan banyaknya migran yang melintasi wilayahnya, yang sebagian besar berasal dari Amerika Tengah, Venezuela, Kuba, dan Haiti.
Pihak berwenang Meksiko mengatakan mereka menahan lebih dari 189.000 migran pada bulan lalu, sementara patroli perbatasan AS melaporkan 1,8 juta penangkapan antara Oktober 2022 dan Agustus 2023.
Para pejabat senior AS dan Meksiko berjanji pada Kamis untuk melipatgandakan upaya mereka dalam mengatasi migrasi tidak teratur melalui langkah-langkah seperti modernisasi keamanan perbatasan, meningkatkan jalur hukum dan mengatasi akar permasalahannya.
“Kedua negara berkomitmen untuk memperluas jalur yang aman, tertib dan sah bagi para migran namun dengan konsekuensi yang ketat bagi mereka yang memasuki Amerika Serikat secara ilegal,” kata Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas setelah pembicaraan di Mexico City.
Pilihan Editor: Meksiko Tolak Rencana Pembangunan Tembok Pembatas Baru dengan AS
REUTERS | ABC.NET.AU