TEMPO.CO, Jakarta - Militan Islam telah melancarkan serangkaian serangan di Pakistan sejak tahun lalu ketika gencatan senjata antara Taliban Pakistan, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) dan pemerintah gagal.
Berikut adalah rincian beberapa serangan yang terjadi sebelum bom bunuh diri di dua masjid pada Jumat yang belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. TTP, yang menyatakan tujuannya adalah untuk menerapkan hukum agama Islam di Pakistan seperti yang dilakukan Taliban di Afghanistan, membantah terlibat dalam serangan Jumat, 29 September 2023.
Januari
Seorang pengebom bunuh diri meledak di dalam sebuah masjid yang ramai di kompleks keamanan yang dijaga ketat di kota Peshawar di barat laut pada 30 Januari, menewaskan sedikitnya 100 orang, sebagian besar polisi, sementara 57 orang terluka.
Serangan tersebut adalah yang paling mematikan di Peshawar sejak dua bom bunuh diri di Gereja All Saints yang menewaskan sejumlah jamaah pada September 2013, yang merupakan salah satu serangan paling mematikan terhadap minoritas Kristen di Pakistan.
Jamaat-ul-Ahrar, sebuah faksi TTP, mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut. Juru bicara TTP Mohammad Khorasani menjauhkan kelompok tersebut dari serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa bukanlah kebijakannya untuk menargetkan masjid atau tempat keagamaan lainnya.
Maret
Seorang pengebom bunuh diri menabrakkan sepeda motornya ke truk polisi di barat daya Pakistan pada 6 Maret, menewaskan sembilan polisi di Sibbi, sebuah kota sekitar 160 km timur Quetta, ibu kota provinsi Balochistan.
ISIS, yang memerangi Taliban di negara tetangga Afghanistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, menurut SITE Intelligence Group.
April
Empat orang tewas dan 15 terluka dalam sebuah pengeboman yang menargetkan sebuah mobil polisi di sebuah pasar di Quetta, 10 April. Dalam sebuah serangan berikutnya, seorang petugas kantor polisi menjadi sasaran ledakan pinggir jalan di Quetta.
Kelompok separatis Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang merupakan serangan ketiga dalam waktu kurang dari 24 jam terhadap polisi di Quetta.