TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi, untuk pertama kali dalam tiga dekade terakhir, mengirim delegasinya ke wilayah Tepi Barat Palestina yang diduduki Israel. Kunjungan ini dilakukan saat Arab Saudi dan Israel sedang melakukan pembicaraan yang dimediasi Amerika Serikat (AS) untuk menormalisasi hubungan.
Ini merupakan delegasi Saudi pertama yang melakukan perjalanan ke Tepi Barat sejak Perjanjian Oslo ditandatangani pada 1993.
Seperti dilansir Arab News, Selasa 26 September 2023, delegasi Arab Saudi dipimpin oleh Duta Besar non-resident Kerajaan Saudi untuk wilayah Palestina, Nayef al-Sudairi. Ia tiba di wilayah Tepi Barat melalui jalur darat dari Yordania.
Kedatangan delegasi Saudi diumumkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jerikho Yusra Sweiti.
"Kami menyambut Yang Mulia Duta Besar Kerajaan Arab Saudi,” Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hussein Al-Sheikh, mengatakan di X (sebelumnya Twitter), menambahkan kredensial akan diberikan "dalam beberapa hari."
Sudairi, yang juga menjabat utusan Saudi untuk Yordania, ditunjuk bulan lalu untuk menjabat Duta Besar non-resident Saudi untuk wilayah Palestina dan sebagai Konsul Jenderal Saudi untuk Yerusalem.
Kementerian Luar Negeri Palestina di Ramallah mengatakan Sudairi akan diterima oleh diplomat tertinggi Palestina Riyad al-Maliki. Setelah itu, Sudairi dijadwalkan untuk bertemu secara langsung dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Kunjungan Sudairi bersama delegasi Saudi ini dilakukan ketika AS sedang memimpin pembicaraan antara Riyadh dan Tel Aviv soal potensi normalisasi hubungan antara kedua negara. Jika terwujud, langkah itu dipandang sebagai perubahan besar di kawasan Timur Tengah.
Dua pekan lalu, delegasi Israel melakukan kunjungan pertama ke wilayah Saudi yang diumumkan secara terang-terangan kepada publik. Kunjungan itu dilakukan dalam rangka menghadiri pertemuan Komisi Warisan Dunia UNESCO yang digelar di Riyadh.
Pada saat itu, delegasi Tel Aviv beranggotakan lima orang itu melakukan perjalanan melalui Dubai di Uni Emirat Arab, karena tidak ada penerbangan langsung antara Israel dan Saudi. Mereka menerima visa kunjungan lewat UNESCO dan tiba di Riyadh pada Minggu (10/9) waktu setempat.
Arab Saudi tidak mengakui Israel secara resmi dan tidak bergabung dengan Perjanjian Abraham pada 2020 yang dimediasi AS. Perjanjian itu diketahui telah berhasil membuat Israel menjalin hubungan resmi dengan dua negara tetangga Saudi, yakni Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Terlepas dari upaya pemerintah AS selama bertahun-tahun untuk membuat Saudi bergabung dengan negara-negara Teluk lainnya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, kerajaan itu terus menahan diri.
Riyadh bersikeras menuntut soal negara Palestina, di antara masalah-masalah lainnya, untuk diselesaikan sejalan dengan Inisiatif Perdamaian Arab.
Pilihan Editor: Delegasi Arab Saudi Diharapkan Bertemu Mahmoud Abbas di Tepi Barat Pekan Ini
ARAB NEWS | I24NEWS