TEMPO.CO, Jakarta - Etnis Armenia di Nagorno-Karabakh memulai eksodus massal dengan mobil pada Minggu, 24 September 2023, menuju Armenia setelah Azerbaijan mengalahkan pejuang di wilayah yang memisahkan diri itu dalam konflik yang dimulai pada era Soviet.
Pemimpin Nagorno-Karabakh mengatakan kepada Reuters bahwa 120.000 warga Armenia di kawasan itu tidak ingin hidup sebagai bagian dari Azerbaijan karena takut akan penganiayaan dan pembersihan etnis.
Mereka yang membawa bahan bakar mulai menyusuri koridor Lachin menuju perbatasan dengan Armenia, menurut reporter Reuters di ibu kota Karabakh yang dikenal sebagai Stepanakert oleh Armenia dan Khankendi oleh Azerbaijan.
Pernyataan pemerintah Armenia mengatakan 1.050 orang telah menyeberang ke Armenia dari Nagorno-Karabakh pada Minggu, pukul 10 malam waktu setempat.
Gambar Reuters menunjukkan puluhan mobil melaju keluar ibu kota menuju tikungan pegunungan di koridor tersebut.
Warga Armenia di Karabakh, wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi sebelumnya berada di luar kendalinya, dipaksa melakukan gencatan senjata pekan lalu setelah operasi militer 24 jam oleh militer Azerbaijan yang jauh lebih besar.
Armenia dan Azerbaijan telah berperang dua kali terkait wilayah kantong tersebut dalam 30 tahun -- dengan Azerbaijan merebut kembali sebagian besar wilayah di dan sekitar Nagorno-Karabakh dalam konflik enam minggu pada 2020.
Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang mendukung Azeri dengan persenjataan dalam konflik tahun 2020, pada Senin dijadwalkan bertemu dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di Nakhchivan -- sebidang wilayah Azeri yang terletak di antara Armenia, Iran dan Turki.
Erdogan pekan lalu mengatakan ia mendukung tujuan operasi militer terbaru Azerbaijan, tetapi tidak memainkan peran di dalamnya.
Warga etnis Armenia tidak menerima janji Azerbaijan untuk menjamin hak-hak mereka ketika wilayah itu digabungkan.
Para pemimpin Armenia Karabakh mengatakan semua yang dibuat tunawisma oleh operasi militer Azerbaijan dan ingin pergi akan dikawal ke Armenia oleh pasukan perdamaian Rusia.
Wartawan Reuters di dekat desa Kornidzor di perbatasan Armenia melihat beberapa mobil bermuatan berat masuk ke Armenia. Armenia mengatakan 377 pengungsi telah tiba pada Minggu malam.