TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, sedang mempertimbangkan untuk menerapkan beberapa langkah yang akan melarang generasi muda membeli rokok, menurut laporan dari The Guardian hari Jumat.
Sunak sedang mempertimbangkan tindakan anti-rokok serupa dengan peraturan yang diumumkan Selandia Baru pada Desember lalu, kata sumber The Guardian di Istana Whitehall. Peraturan itu akan mencakup larangan menjual tembakau kepada siapa pun yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2009. Hal ini berarti jumlah orang yang bisa membeli rokok akan menyusut setiap tahunnya.
“Kami ingin mendorong lebih banyak orang untuk berhenti dan memenuhi ambisi kami untuk bebas rokok pada 2030, itulah sebabnya kami telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi tingkat merokok,” kata juru bicara pemerintah Inggris dalam tanggapan emailnya kepada Reuters.
Langkah-langkah yang dimaksud termasuk paket vape gratis, skema voucher untuk memberi insentif kepada wanita hamil agar berhenti merokok, dan konsultasi mengenai kewajiban sisipan bungkus rokok yang mengandung informasi tentang manfaat berhenti merokok dan cara berhenti merokok.
Kebijakan-kebijakan yang dipertimbangkan Inggris merupakan bagian dari upaya baru yang berfokus pada konsumen dari tim Sunak sebelum pemilu tahun depan. Selain rokok, Inggris pada bulan Mei mengumumkan akan menutup celah yang memungkinkan pengecer memberikan sampel vape gratis kepada anak-anak sebagai upaya untuk melarang penggunaan rokok elektrik.
Secara terpisah, dewan di Inggris dan Wales pada bulan Juli meminta pemerintah untuk melarang penjualan vape sekali pakai pada 2024 karena alasan lingkungan dan kesehatan.
REUTERS
Pilihan Editor: EKSKLUSIF: Kisah Fauzan, WNI yang Jadi Pemantau Pemilu Rusia di Ukraina