TEMPO.CO, Jakarta - Menghilangnya Menteri Pertahanan Cina Li Shangfu menyoroti sifat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang buram dan kompleks, kata para diplomat dan analis.
Reuters, Jumat, melaporkan bahwa Li sedang diselidiki atas korupsi pengadaan peralatan militer selama jabatannya sebelumnya. Delapan pejabat senior lainnya juga sedang diselidiki. Nasibnya belum dijelaskan secara resmi.
Seberapa Berpengaruhnya Li Shangfu dalam Sistem PLA?
Dalam sistem Cina, Menteri Pertahanan Nasional dipandang kurang berpengaruh dibandingkan menteri pertahanan AS dan menteri-menteri yang sama di negara-negara lain. Posisi tersebut hanyalah peran diplomatik dan seremonial tanpa sebuah fungsi komando langsung.
Meski begitu, Li termasuk di antara enam pejabat militer di bawah Panglima Tertinggi dan Presiden Xi Jinping di Komisi Militer Pusat (CMC) dan merupakan salah satu dari lima Anggota Dewan Negara, sebuah jabatan yang mengungguli menteri kabinet biasa.
Seorang insinyur kedirgantaraan yang bekerja di program satelit Cina, Li dipandang sebagai teknokrat yang membantu menerapkan visi modernisasi Xi untuk PLA, kata atase militer dan para analis.
Bagaimana Sistem Militer Cina Beroperasi?
PLA adalah sayap bersenjata Partai Komunis yang berkuasa dan, menurut laporan tahunan Pentagon mengenai militer Cina, "tidak secara langsung melayani negara tetapi berada di bawah kendali langsung partai".
Ketika Li menapaki karirnya hingga saat ini, dia akan diperiksa untuk memastikan bahwa dia benar-benar setia kepada partai dan Xi. PLA masih mengoperasikan kader aktif komisaris politik yang mengapit rantai komando, yang bertugas memastikan loyalitas, persatuan, dan moral. Sistem komisaris tidak mempunyai persamaan yang jelas di luar militer tradisional Komunis.
CMC, sementara itu, adalah badan pengambil keputusan tingkat tertinggi partai mengenai masalah militer.
“Sejak menjadi Ketua CMC, Xi Jinping telah menerapkan berbagai reformasi yang mengurangi otonomi PLA dan memperkuat kontrol Partai atas militer,” demikian catatan laporan Pentagon, yang dirilis pada November 2022.
Hal ini menambah lapisan ketidakjelasan di luar kerahasiaan rutin militer, menurut atase pertahanan asing yang mengamati PLA.