AS Dukung Pemrotes
Pada Jumat, monitor web Netblocks melaporkan "gangguan signifikan terhadap konektivitas internet di (kota tenggara) Zahedan... menargetkan protes anti-pemerintah... pada malam peringatan kematian Mahsa Amini". Postingan di media sosial mengatakan protes mingguan diadakan di Zahedan pada Jumat dengan slogan-slogan termasuk “Kematian atau kebebasan”.
Pihak berwenang menuduh Amerika Serikat dan Israel serta agen-agen lokal mereka mengobarkan kerusuhan untuk mengganggu stabilitas Iran.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, Presiden AS Joe Biden mengatakan: “Kisah Mahsa tidak berakhir dengan kematiannya yang brutal. Dia menginspirasi gerakan bersejarah – Perempuan, Kehidupan, Kebebasan – yang telah berdampak pada Iran dan mempengaruhi orang-orang di seluruh dunia.”
“Kami menegaskan kembali komitmen kami terhadap rakyat Iran yang pemberani… Dan bersama sekutu dan mitra kami, kami mendukung mereka,” tambah Biden.
Tanpa menyebut nama Biden, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menolak pernyataan dukungan Barat terhadap hak-hak perempuan di Iran dan menyebutnya sebagai “standar ganda dan kebohongan”. Postingannya di platform X disertai dengan video yang tampaknya menunjukkan penganiayaan terhadap perempuan oleh polisi Barat dan Israel.
Dalam sebuah laporan bulan lalu, Amnesty International mengatakan pihak berwenang Iran "telah melakukan penangkapan dan penahanan sewenang-wenang terhadap keluarga korban, menerapkan pembatasan yang kejam terhadap pertemuan damai di lokasi makam, dan menghancurkan batu nisan korban". Pasukan keamanan menahan paman Amini, Safa Aeli pada 5 September, kata kerabatnya kepada Reuters.
Banyak jurnalis, pengacara, aktivis, pelajar, akademisi, artis, tokoh masyarakat dan anggota etnis minoritas yang dituduh memiliki hubungan dengan gelombang protes, serta keluarga pengunjuk rasa yang tewas dalam kerusuhan tersebut, telah ditangkap, dipanggil, diancam atau dipecat dari pekerjaannya. dalam beberapa minggu terakhir, menurut kelompok hak asasi manusia Iran dan Barat. Harian Etemad Iran melaporkan pada Agustus bahwa pengacara keluarga Amini juga menghadapi tuduhan “propaganda melawan sistem”. Jika terbukti bersalah, Saleh Nikbakht menghadapi hukuman penjara antara satu hingga tiga tahun.
REUTERS
Pilihan Editor: Banjir Libya: Bencana Dahsyat yang Menelan Ribuan Nyawa