Mengapa Kota Derna Paling Terdampak?
Menurut Pusat Meteorologi Nasional Libya, rekor curah hujan 24 jam sebesar 414,1 milimeter tercatat di kota terbesar keempat di negara itu, Bayda, dari Minggu hingga Senin.
Sebagian besar curah hujan terjadi hanya dalam waktu enam jam, menurut Sejarawan Cuaca Maximillian Herrera.
Kota Derna, yang terkenal dengan vila-vila putih dan pohon-pohon palemnya, terkena dampak paling parah karena kota ini terletak di ujung Lembah Wadi Derna. Lokasinya yang berada di dataran rendah dan tanahnya yang kering dan pecah-pecah – disebabkan oleh panasnya musim panas yang memecahkan rekor – membuatnya lebih rentan terhadap banjir.
Karena tidak mampu menahan tekanan air yang sangat besar yang berkumpul di dindingnya, dua bendungan di kota itu akhirnya runtuh dan menyapu semua yang menghalanginya.
Menurut media setempat, kedua bendungan tersebut dibangun pada 1970-an dengan menggunakan tanah liat, batu, dan bebatuan dan tidak dirawat sejak 2002.
Ketika salah satu bendungan runtuh, infrastruktur bendungan lainnya sudah rusak akibat kekuatan air yang masuk dari bendungan pertama. Perbedaan ketinggian antara bendungan pertama dan kedua hanya menambah tekanan air.
Menurut laporan, air mengalir sekitar 12 kilometer dari puncak bendungan pertama sebelum mencapai laut.
Para ahli memperkirakan bahwa 30 juta meter kubik air – setara dengan 12.000 kolam renang ukuran Olimpiade – terlepas ketika bendungan jebol.
Dengan tidak adanya rencana evakuasi di Derna, kota yang berpenduduk 90.000 jiwa tidak mempunyai peringatan akan apa yang akan terjadi kecuali suara jebolnya bendungan yang memekakkan telinga.
Kota tersebut tidak memiliki koneksi internet atau layanan telepon setelah kehancuran, dan konvoi pertolongan pertama baru mulai berdatangan setelah 36 jam.
Bagaimana Gejolak Politik Berperan?
Sebelum terjadinya banjir, negara kaya minyak ini sudah terperosok dalam kesulitan ketika konflik bersenjata membuat Libya terpecah menjadi dua pemerintahan yang bersaing – satu di timur dan satu lagi di barat.
Dampak jangka panjang adalah pengabaian infrastruktur. Meskipun kedua pemerintah mengatakan bahwa mereka saat ini bersatu untuk membantu mereka yang terkena dampak, kemajuan yang dicapai masih lambat karena jembatan-jembatan utama, jalan-jalan dan infrastruktur lainnya hancur total.
AL ARABIYA
Pilihan Editor: Top 3 Dunia: Malaysia Republik Pisang, Ukraina Ngamuk dan Rusia Usir Diplomat AS