TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga Haiti kembali dari Republik Dominika pada Kamis setelah presiden Dominika mengumumkan penutupan total perbatasan kedua negara, di tengah konflik mengenai pembangunan saluran air dari sungai bersama.
Perbatasan akan ditutup mulai Jumat 15 September 2023 mulai pukul 6 pagi waktu setempat, dan akan ditutup “selama diperlukan,” kata pihak berwenang Dominika. Penutupan dilakukan dengan dukungan dari pasukan militer dan polisi, meskipun pembicaraan dengan pemerintah Haiti akan terus berlanjut.
Lebih dari seribu orang mengalir melalui perbatasan ke Haiti di Ouanaminthe, dekat kanal, ketika pihak berwenang membuka gerbang pada Kamis sore bagi orang-orang yang dideportasi atau keluarga yang ingin kembali.
Harold Estimable, direktur kantor migrasi nasional di Ouanaminthe, mengatakan sekitar 250 hingga 300 warga Haiti tiba setiap hari dari Republik Dominika dalam kondisi yang sangat buruk.
Pakar PBB awal pekan ini memperingatkan bahwa perempuan Haiti yang mencari perawatan medis untuk kehamilan dan nifas di Republik Dominika dilaporkan ditangkap saat pemeriksaan dan segera dideportasi tanpa ada kesempatan untuk mengajukan banding.
Negara Karibia itu telah memperketat keamanan perbatasan di tengah memburuknya perang geng di Haiti – di mana terdapat laporan harian tentang penculikan dan kekerasan seksual – yang mendeportasi puluhan ribu orang yang meninggalkan negara mereka.