Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

KPU Pakistan Sebut Pemerintah Sementara Berpihak pada Pesaing Eks PM Imran Khan

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berhenti sejenak saat berbicara dengan Reuters selama wawancara, di Lahore, Pakistan 17 Maret 2023. REUTERS/Akhtar Soomro/
Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berhenti sejenak saat berbicara dengan Reuters selama wawancara, di Lahore, Pakistan 17 Maret 2023. REUTERS/Akhtar Soomro/
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum Pakistan mempertanyakan netralitas pemerintah sementara yang ditugaskan menggelar pemilu, karena berpihak kepada para pesaing eks Perdana Menteri yang dipenjara, Imran Khan.

Pemerintah sementara, yang mengambil alih kekuasaan bulan lalu setelah masa jabatan lima tahun parlemen berakhir, dimaksudkan untuk memastikan ketidakberpihakan menjelang pemilu, sesuai dengan Konstitusi Pakistan 1973 dan Undang-Undang Pemilu 2017 negara tersebut.

Namun, penahanan Khan yang terus berlanjut dan larangan ikut serta dalam pemilu telah menimbulkan kekhawatiran. Penahanannya terkait tuduhan membocorkan rahasia negara diperpanjang dua minggu pada hari Rabu, 13 September 2023, kata pengacaranya, Naeem Panjutha.

“Sudah menjadi persepsi umum bahwa pemerintahan sementara merupakan kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya,” demikian isi surat yang dilihat oleh Reuters, ditulis oleh KPU kepada kantor Perdana Menteri sementara Anwar ul Haq Kakar, yang mulai menjabat 12 Agustus 2023 lalu.

Kakar, yang partainya merupakan sekutu dalam pemerintahan koalisi anti-Khan, mengambil alih kekuasaan dari Shehbaz Sharif yang berasal dari partai saingan terbesar Khan, Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N). Dengan aliansi bersama 12 partai, saat itu PML-N berhasil menyingkirkan Khan dari kekuasaan.

Surat dari KPU merupakan teguran resmi yang jarang dilakukan terhadap pemerintah. Hasil pemilu jarang diterima secara luas di Pakistan dan persepsi bias dapat semakin membayangi kredibilitas prosesnya.

Penundaan pemilu nasional, yang dijadwalkan pada bulan November, telah memicu ketidakpastian politik di tengah krisis ekonomi terburuk di negara berpenduduk 241 juta jiwa tersebut.

Sejauh ini, belum ada tanggal pasti untuk pemilu. Para analis khawatir pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Kakar, yang berasal dari partai politik pro-militer, dapat tetap berkuasa untuk jangka waktu lebih lama.

Menteri Informasi Sementara Murtaza Solangi menepis anggapan bias tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami tidak punya kuda favorit dalam perlombaan ini,” katanya kepada Reuters dalam pesannya pada hari Kamis, menyatakan bahwa pemerintahnya akan membantu KPU dalam memberikan kesetaraan bagi semua pihak.

Ketika ditanya mengenai sugesti dari KPU, dia mengatakan, “Perdana Menteri dan saya sendiri belum mengucapkan sepatah kata pun yang menentang partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) dan Imran Khan setelah mengambil peran baru kami.”

Sementara itu, Juru Bicara KPU Haroon Khan tidak memberikan tanggapan.

Surat tersebut datang beberapa jam setelah Kakar melantik ke dalam kabinetnya seorang loyalis lama mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif yang sudah tiga kali menjabat, yaitu lawan utama Khan. Dikatakan bahwa “kehati-hatian” harus diterapkan untuk menghindari orang-orang yang “terkenal keberpihakan politiknya” dimasukkan ke dalam pemerintahan.

Kabinet sekarang juga memiliki loyalis lain terhadap partai Sharif dan sekutunya, serta kritikus vokal terhadap Khan, beberapa di antaranya mengatakan mereka menjadi korban selama pemerintahannya dari 2018 hingga 2022.

Khan, yang digulingkan pada April 2022 dalam mosi tidak percaya di parlemen, menyalahkan militer atas pemecatannya setelah dia berselisih dengan para jenderal, yang sebagian besar memutuskan siapa yang akan memerintah.

REUTERS

Pilihan Editor Putin Siap Penuhi Undangan Kim Jong Un, Kenapa AS Ketar-ketir?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Partai Buruh Pasang Target Lolos ke Parlemen pada Pemilu 2029

10 jam lalu

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan pidatonya dalam peringatan Tiga Tahun Kebangkitan Klas Buruh di Istora, kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu, 18 September 2024. Partai Buruh menyatakan dukungan kepada presiden terpilih untuk masa bakti 2024-2029 Prabowo Subianto. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Partai Buruh Pasang Target Lolos ke Parlemen pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal optimistis partainya bisa lolos ke parlemen pada Pemilu 2029.


Soal Artis Maju Pilkada 2024, Akademikus: Popularitas Saja Belum Cukup Jadi Modal Politik

3 hari lalu

ilustrasi pilkada
Soal Artis Maju Pilkada 2024, Akademikus: Popularitas Saja Belum Cukup Jadi Modal Politik

Pengamat menilai banyaknya artis yang jadi calon kepala daerah pada Pilkada 2024 membuktikan parpol gagal mencetak kader berkualitas.


Kata Pengamat soal Tantangan Anies Baswedan Mau Dirikan Partai Politik

4 hari lalu

Anies Baswedan menghadiri forum bersama mahasiswa dalam tajuk Anies Baswedan Kembali ke Jogja yang digelar di Pendopo Wisma Kagama, kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Senin 9 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kata Pengamat soal Tantangan Anies Baswedan Mau Dirikan Partai Politik

Pengamat menjelaskan sejumlah tantangan bagi Anies Baswedan dalam mendirikan partai politik.


Imigrasi Soekarno-Hatta Deportasi 4 WNA ke Pakistan, Nigeria dan Guinea

7 hari lalu

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta mendeportasi 4 WNA ke negaranya pada 4 dan 7 September 2024. FOTO: dokumen Imigrasi Soekarno-Hatta
Imigrasi Soekarno-Hatta Deportasi 4 WNA ke Pakistan, Nigeria dan Guinea

WNA lain yang terjaring operasi Jagratara dan patroli keimigrasian masih dalam pemeriksaan oleh tim penyidik Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta.


Alasan Komisi II DPR Sebut Undang-Undang Pemilu Perlu Direvisi

7 hari lalu

Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia (tengah) bersama Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang (kiri) dan Saan Mustopa (kanan) saat memimpin rapat dengar pendapat soal perubahan PKPU no. 8 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu, 25 Agustus 2024. Komisi II DPR RI bersama dengan Kemenkumham, Kemendagri, KPU, Bawaslu, dan DKPP menyetujui perubahan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Pencalonan Kepala Daerah bersama yang telah disesuaikan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai pilkada. TEMPO/M Taufan Rengganis
Alasan Komisi II DPR Sebut Undang-Undang Pemilu Perlu Direvisi

Sejumlah hal perihal pelaksanaan Pemilu 2024 disorot anggota Komisi II DPR.


Abdulmadjid Tebboune Terpilih Lagi Jadi Presiden Aljazair

9 hari lalu

Presiden Algeria Abdulmadjid Tebboune. REUTERS
Abdulmadjid Tebboune Terpilih Lagi Jadi Presiden Aljazair

Abdulmadjid Tebboune terpilih menjadi presiden Aljazair dengan 95 persen suara.


Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

10 hari lalu

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

Pada 2023 Pakistan melaporkan enam kasus polio sedangkan pada 2022 angkanya adalah 20 kasus.


7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

11 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.


Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

13 hari lalu

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

Ketu KPU Bangladesh mundur setelah menyangkal campur tangan politik dalam pemilu Januari yang memilih kembali pemimpin otokratis Sheikh Hasina.


Saat KPU Kampanyekan Pilkada Cerdas Lewat Film Tepatilah Janji

15 hari lalu

Tangkapan kamera salah satu penonton, memotret penulis skenario film Tepatilah Janji Alim Sudio saat berinteraksi dengan penonton di bioskop Samarinda, Senin 2 September 2024. ANTARA/Ahmad Rifandi
Saat KPU Kampanyekan Pilkada Cerdas Lewat Film Tepatilah Janji

KPU berharap film Tepatilah Janji dapat memberikan edukasi dan inspirasi tentang pentingnya partisipasi dalam pilkada.