TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui penjualan jet tempur F-35 dan peralatan terkait ke Korea Selatan senilai 5,06 miliar dolar AS atau sekitar Rp77,6 triliun.
Kongres telah diberi tahu tentang penjualan hingga 25 jet tersebut, menurut Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DCSA).
"Usulan penjualan ini akan meningkatkan kemampuan Republik Korea dalam menghadapi ancaman saat ini dan masa mendatang dengan memberikan kemampuan pertahanan yang kredibel guna mencegah agresi di kawasan dan memastikan interoperabilitas dengan pasukan AS," kata DCSA, Rabu, 13 September 2023.
Lembaga itu mencatat bahwa penjualan tersebut akan menambah persediaan pesawat operasional Seoul dan meningkatkan kemampuan pertahanan udara-ke-udara dan udara-ke-darat mereka.
"Korea sudah memiliki pesawat F-35 dan tidak akan mengalami kesulitan untuk memasukkan barang dan jasa tersebut ke dalam angkatan bersenjatanya," katanya.
Penjualan itu terjadi di tengah peluncuran rudal balistik yang dilakukan berulang kali oleh Korea Utara meski melanggar sanksi PBB. Peluncuran tersebut juga terjadi menyusul pertemuan Kim Jong-un dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam pernyataan yang diposting di situs DSCA, pemerintahan Biden menyatakan bahwa kesepakatan itu “akan meningkatkan kemampuan Republik Korea untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan memberikan kemampuan pertahanan yang kredibel untuk mencegah agresi di kawasan dan memastikan interoperabilitas dengan pasukan AS.”
Korea Selatan telah memesan 40 model lepas landas dan pendaratan konvensional F-35A, yang berarti pembelian baru ini akan meningkatkan armada tempur generasi kelimanya lebih dari 50 persen. Jet tempur pertama dikirimkan pada tahun 2019. Pengumuman ini disampaikan setelah pertemuan trilateral besar antara para pemimpin AS, Jepang, dan Korea Selatan.
Amerika Serikat hanya menyetujui penjualan jet tersebut kepada mitra terdekatnya, dengan Turki dikeluarkan dari program F-35 setelah pembelian besar-besaran sistem pertahanan rudal dari Rusia.
ANTARA | ANADOLU
Pilihan Editor Sempat Tinggal di Kandang Sapi di Malaysia, 5 Anak Korban TPPO Dipulangkan KJRI Johor Bahru