TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Belanda pada Ahad, 11 September 2023 mengatakan lebih dari 500 aktivis iklim telah ditahan pada hari kedua protes berturut-turut terhadap subsidi pemerintah untuk industri bahan bakar fosil.
Ratusan pengunjuk rasa berbaris di jalan raya A12 menuju Den Haag sekitar tengah hari, mengabaikan peringatan dari pihak berwenang untuk tidak memblokir arteri lalu lintas utama menuju pusat pemerintahan Belanda.
Sebelumnya, pada hari Sabtu, polisi telah menahan 2.400 pengunjuk rasa, termasuk anak di bawah umur. Penahanan dilakukan karena sekitar 10.000 aktivis memblokir jalan raya yang sama, yaitu A12, selama beberapa jam. Tidak ada laporan korban luka dari mereka yang ditangkap.
Selain melakukan penahanan, polisi juga mengerahkan meriam air untuk membubarkan para aktivis iklim.
Extinction Rebellion, penyelenggara acara tersebut, mengatakan para pengunjuk rasa akan mencoba memblokir jalan raya setiap hari sampai pemerintah Belanda berhenti menggunakan dana publik untuk mensubsidi industri minyak dan gas.
“Air laut naik, dan kita juga akan bangkit,” teriak massa di protes iklim tersebut, termasuk anak-anak dan orang tua, dikutip dari Reuters.
Menurut sebaran yang ada di situs Extinction Rebellion Belanda, ini merupakan kedelapan kalinya kelompok kampanye lingkungan tersebut melakukan demonstrasi di jalan raya A12.
REUTERS
Pilihan Editor: Cina Kucurkan Rp 2,1 Miliar untuk Bantu Korban Gempa Maroko