Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Topan Melemah Jadi Badai Tropis, namun Banjir Dahsyat Masih Melanda Cina Selatan

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Seorang wanita berjalan melewati lumpur dan puing-puing setelah hujan deras membanjiri kota Tangxia di Dongguan, provinsi Guangdong, Tiongkok 9 September 2023. REUTERS/Aly Song/File Foto
Seorang wanita berjalan melewati lumpur dan puing-puing setelah hujan deras membanjiri kota Tangxia di Dongguan, provinsi Guangdong, Tiongkok 9 September 2023. REUTERS/Aly Song/File Foto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan deras akibat topan membanjiri Cina selatan selama tujuh hari setelah awan badai bergerak lambat dari Guangdong di pesisir pantai ke Guangxi. Curah hujan sangat tinggi menyebabkan banjir di sejumlah kawasan dan membuat banyak wilayah terisolasi.

Di daerah pedesaan Bobai di wilayah Guangxi, tim penyelamat mengevakuasi ribuan orang sejak Minggu malam, 10 September 2023, ketika air setinggi lebih dari 2 meter membuat penduduk terdampar di rumah-rumah bertingkat rendah, media pemerintah melaporkan pada hari Senin.

Hujan lebat diperkirakan akan terus berlanjut di Guangxi selama beberapa hari ke depan.

Topan Haikui telah melemah dari topan menjadi badai tropis sejak melanda provinsi Fujian pada 5 September, namun sisa sirkulasinya terus mendatangkan malapetaka di Cina selatan, dengan kota berpenduduk padat, Shenzhen, dibanjiri oleh hujan paling lebat sejak pencatatan dimulai pada tahun 1952. Kota tetangganya, Hong Kong, dilanda badai terburuk dalam 140 tahun terakhir.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa topan yang melanda Cina menjadi lebih intens dan jalurnya menjadi lebih rumit, sehingga meningkatkan risiko bencana, bahkan di kota-kota pesisir seperti Shenzhen yang sering menghadapi topan tropis dan sudah memiliki kemampuan pertahanan banjir yang kuat.

“Topan yang bergerak jauh ke daratan berdampak pada wilayah yang secara historis kurang terkena curah hujan lebat dan angin kencang, seringkali memiliki ketahanan bencana yang lebih rendah, sehingga menyebabkan kerugian yang lebih parah,” kata Shao Sun, ahli iklim di Universitas California.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dalam kasus Shenzhen, bencana ini terutama disebabkan oleh lambatnya pergerakan sisa sirkulasi Haikui ke arah barat, yang posisi spasialnya hampir stagnan dari sore hari tanggal 7 September hingga dini hari tanggal 8 September, dan "efek kereta api" terjadi hujan deras yang menyebabkan kejadian melebihi intensitas yang diperkirakan."

Yang disebut "efek kereta api" mengacu pada efek kumulatif dari beberapa sistem awan konvektif yang melintasi suatu wilayah secara berurutan, menghasilkan akumulasi curah hujan yang signifikan dan secara tajam meningkatkan potensi curah hujan lebat atau bahkan ekstrem.

REUTERS

Pilihan Editor Pesawat PM Trudeau Mogok, Sebelumnya Juga Pernah Ngadat saat Akan ke India

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 jam lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

10 jam lalu

Kondisi Desa Pohi, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, saat dilanda banjir pada Selasa 30 Agustus 2022. ANTARA/ Stepensopyan Pontoh
Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.


33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

10 jam lalu

Seorang warga melintasi jalan yang tergenang banjir sambil menggendong anaknya di Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat 17 Februari 2023. Hujan deras yang mengguyur Kota Makassar sejak Senin  (13/2) malam tersebut merendam permukiman warga hingga ketinggian air mencapai 1 meter di beberapa lokasi sehingga sejumlah kepala keluarga terpaksa mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman.  ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

10 jam lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

11 jam lalu

Ilustrasi internet. (abc.net.au)
Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media


Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

12 jam lalu

Pengolahan bijih nikel di smelter feronikel PT Antam Tbk di Kolaka, Sulawesi Tenggara. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.


Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

14 jam lalu

Foto udara menunjukkan area yang terkena dampak banjir di Lajeado, negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, 3 Mei 2024. Jeff Botega/Agencia RBS via REUTERS
Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.


Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

16 jam lalu

Sebuah mesin bekerja untuk mengurangi polusi dipasang di sekitar area konstruksi saat polusi udara menyelimuti wilayah Beijing, Cina, 18 Desember 2016. REUTERS/Stringer
Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.


Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

19 jam lalu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters. REUTERS
Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".


Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. [REUTERS / Edgar Su]
Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.