TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di New Delhi, India. Presiden Joko Widodo langsung bertolak ke New Delhi pascasuksesnya pelaksanaan KTT ke-43 ASEAN yang diselenggarakan di Jakarta, 5-7 September 2023.
Dalam forum KTT G20 India tersebut, Jokowi menyampaikan beberapa pernyataan mulai dari komitmen pendanaan transisi ekonomi negara maju hanya retorika hingga sindir negara maju soal kesetaraan. Berikut beritanya dihimpun Tempo.
Komitmen pendanaan transisi ekonomi negara maju hanya retorika
Jokowi menyatakan bahwa komitmen negara maju untuk menyediakan dana untuk percepatan transisi ekonomi menuju energi rendah karbon hanyalah retorika. Pernyataan ini disampaikan melalui keterangan yang dikeluarkan oleh Biro Pers Sekretariat Presiden di Jakarta.
“Komitmen pendanaan negara maju masih sebatas retorika dan di atas kertas, baik itu pendanaan climate (iklim) 100 miliar dolar AS per tahun maupun fasilitas pendanaan loss dan damage,” kata Jokowi dalam pertemuan sesi pertama KTT G20 India di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, Sabtu 9 September 2023.
Di hadapan para pemimpin G20, Jokowi menekankan bahwa salah satu cara untuk mengatasi peningkatan suhu bumi adalah dengan mempercepat transisi ekonomi yang rendah karbon. Jokowi mengatakan bahwa Bumi saat ini sedang sakit. Ia mengatakan pada bulan Juli lalu, suhu dunia mencapai titik tertinggi dan diprediksi akan terus naik dalam lima tahun ke depan.
"ini akan sulit ditahan, kecuali dunia menghadangnya secara masif dan radikal," kata Jokowi
Jokowi menyatakan bahwa pelaksanaan penurunan emisi masih sangat terbatas hingga saat ini. Jokowi menyatakan bahwa negara-negara berkembang membutuhkan dukungan dalam bidang teknologi dan investasi hijau untuk mempercepat penurunan emisi global.
“Kami negara berkembang, sangat ingin mempercepat penurunan emisi, tapi kami butuh dukungan untuk alih teknologi dan untuk investasi hijau,” kata Presiden.