TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada Minggu 10 September 2023 mengumumkan penyelidikan atas tuduhan yang dibuat oleh sebuah film dokumenter televisi Inggris bahwa kepala mata-matanya saat ini terlibat dalam serangan bom Paskah pada 2019.
Ranil Wickremesinghe mengatakan dia menunjuk seorang pensiunan hakim Mahkamah Agung untuk menyelidiki tuduhan bahwa Suresh Sallay, kepala Badan Intelijen Negara (SIS), mengatur serangan Minggu Paskah 2019.
Film dokumenter yang ditayangkan minggu ini menampilkan sumber dalam politik Sri Lanka yang menuduh Sallay terlibat dalam pemboman yang dilakukan oleh ekstremis Islam di tiga gereja dan tiga hotel. Serangan bom ini menewaskan 279 orang termasuk 45 orang asing.
“Saat negara ini bergulat dengan warisan peristiwa tragis ini, tindakan Presiden Wickremesinghe mewakili upaya gigih untuk mengungkap kebenaran dan memastikan akuntabilitas dalam menghadapi tuduhan serius,” kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan bahwa temuan penyelidikan baru ini akan dirujuk ke panel parlemen untuk ditindaklanjuti.
Sejumlah patung hancur akibat ledakan bom di Gereja St Anthony, Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Ahad, 21 April 2019. Ledakan bom terjadi persis saat umat Kristen sedang merayakan paskah. REUTERS
Pengumuman Wickremesinghe mengenai penyelidikan lokal baru tidak memenuhi seruan dari gereja Katolik di pulau itu untuk melakukan penyelidikan internasional yang independen.
Dugaan keterlibatan agen intelijen lokal dalam serangan tersebut telah diajukan ke pengadilan Sri Lanka, tetapi belum ada yang diadili.
Beberapa investigasi lokal terhadap serangan tersebut menemukan bahwa pihak berwenang telah gagal untuk bertindak berdasarkan peringatan dari badan intelijen India, 17 hari sebelum pemboman bahwa serangan akan segera terjadi.
Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB juga mendesak dilakukannya penyelidikan independen dengan bantuan internasional untuk mengetahui “keadaan sebenarnya” dari pemboman tersebut.
Jaringan Channel 4 Inggris mengatakan Sallay terkait dengan pelaku pemboman Minggu Paskah. Sallay disebut ingin mengguncang Sri Lanka untuk membuka jalan bagi kembalinya kekuasaan keluarga Rajapaksa, yang dua anggotanya pernah menjabat sebagai presiden.
Kepala mata-mata tersebut mengatakan kepada Channel 4 bahwa dia tidak berada di negara tersebut pada saat pemboman terjadi. Namun, mantan atasannya, Marsekal Sarath Fonseka, mengatakan kepada parlemen bahwa Sallay bepergian menggunakan beberapa paspor.
Dua hari setelah serangan itu, Gotabaya Rajapaksa mengatakan dia memasuki medan pertempuran untuk mengalahkan ekstremis Islam. Gotabaya memenangkan pemilihan presiden yang diadakan tujuh bulan kemudian dan Sallay ditunjuk sebagai ketua SIS.
Gotabaya mengundurkan diri pada Juli tahun lalu setelah berbulan-bulan terjadi protes publik atas krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Krisis ini menyebabkan kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Wickremesinghe dipilih oleh parlemen untuk mendukung keseimbangan masa jabatan Gotabaya, tetapi tetap mempertahankan Sallay sebagai kepala intelijen.
Pilihan Editor: Paus Fransiskus Desak Sri Lanka Ungkap Dalang Bom Minggu Paskah
AL ARABIYA