TEMPO.CO, Jakarta - Rusia telah mendirikan sebuah pusat untuk mempersiapkan para veteran perang di Ukraina untuk mengajar anak-anak sekolah kursus keamanan dan pertahanan baru, kata menteri pendidikan pada Rabu, 6 September 2023, yang merupakan tanda terbaru meningkatnya pengaruh militer dalam masyarakat Rusia.
Moskow telah merombak kurikulum sekolahnya sejak meluncurkan apa yang disebutnya “operasi militer khusus” di Ukraina awal tahun lalu. Buku teks baru memberikan interpretasi yang direvisi tentang jatuhnya Uni Soviet, era Putin, dan penyebab perang Ukraina.
Mereka juga memperbarui kurikulum yang ada untuk mencakup pelatihan dasar militer untuk anak-anak berusia 16 tahun ke atas dan modul tentang angkatan bersenjata Rusia dan cara bertugas di dalamnya.
Kurikulum baru, yang menurut Kementerian Pendidikan mencakup mempelajari cara menggunakan senapan serbu Kalashnikov dan berbagai granat tangan serta bela diri, disebut “Dasar-Dasar Keamanan dan Pertahanan Tanah Air”.
Menteri Pendidikan Sergei Kravtsov dikutip oleh kantor berita negara TASS pada Rabu mengatakan: "... Sebuah pusat telah dibentuk tahun ini ... untuk melatih kembali para guru veteran operasi militer khusus, dan mereka yang telah ambil bagian dalam pertempuran, untuk melaksanakan peluncuran kursus baru yang memprioritaskan pelatihan praktis."
Versi lengkap kurikulum ini akan diajarkan di sekolah mulai 1 September tahun depan.
Beberapa elemen, seperti pelatihan dasar militer, yang merupakan kebutuhan pokok sekolah selama era Soviet, telah diterapkan bulan ini sebagai bagian dari kurikulum yang telah ada untuk siswa kelas 10 dan 11, kata media Rusia.
Siswa di kurikulum yang sama juga akan belajar tentang drone tempur – yang semakin penting di medan perang, menurut kementerian pertahanan, yang telah memberikan nasihat kepada kementerian pendidikan.
Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Juli bahwa dia ingin para veteran terlibat aktif dalam kehidupan publik.
Angka resmi menunjukkan bahwa setidaknya 133.000 orang telah secara resmi ditetapkan sebagai veteran konflik Ukraina, yang memberi mereka dan keluarga mereka banyak manfaat finansial dan manfaat lainnya.
REUTERS
Pilihan Editor: Eks-Bos Mossad: Israel Sedang Menerapkan Sistem Apartheid terhadap Palestina