TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan software raksasa asal Jerman, SAP, diwartakan akan mengakhiri kontrak-kontrak maintenance dengan konsumen – konsumen mereka di Rusia per akhir 2023. Surat kabar Kommersant business dalam pemberitaan pada Selasa, 5 September 2023, mewartakan keputusan itu diambil setelah SAP menunda-nunda langkah untuk angkat kaki dari Negeri Beruang Merah.
“Semua kontrak-kontrak maintenance akan selesai pada akhir 2023 dan tidak akan diperbaharui,” kata juru bicara SAP saat dikonfirmasi.
Keputusan SAP untuk angkat kaki dari Rusia, mengikuti jejak perusahaan teknologi asal Amerika Serikat yang meninggalkan Rusia pada awal tahun lalu, seperti Oracle dan Microsoft. Keluarnya perusahaan-perusahaan teknologi itu dari Rusia menyusul pecahnya perang Ukraina.
Sebelumnya pada Juni 2022, SAP pernah mengatakan ingin melakukan restrukturisasi sejumlah kantornya. SAP juga ingin memindahkan para karyawannya ke negara-negara CIS seperti Armenia, Kazakhstan dan Georgia. SAP adalah salah satu developer software IT terbesar di dunia. Perusahaan itu telah menghentikan seluruh penjualannya dan telah menutup semua operasionalnya di Rusia. Akan tetapi, bantuan masih diberikan pada para konsumen SAP di Rusia sesuai dengan kontrak yang termaktub.
Laporan sejumlah media mewartakan SAP sebelumnya masih memberikan maintenance pada para kliennya, yang tidak kena sanksi dari negara-negara Barat, karena penghentian kontrak kerja lebih awal bisa membuat SAP kena penalti.
Selain Rusia, SAP juga angkat kaki dari Belarus, yang kena sanksi negara-negara Barat karena dituduh mendukung Rusia. SAP, Oracle dan Microsoft telah menjadi suplier papan atas bagi solusi software Rusia untuk mengotomatisasi aktivitas perusahaan. Sistem informasi perusahaan – perusahaan dagang Rusia dan BUMN dibangun menggunakan produk-produk SAP, Oracle dan Microsoft.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Polda Jawa Tengah Ambil Alih Kasus Pencabulan Santriwati di Pesantren Karanganyar
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.