Kesepakatan Biji-bijian
Meskipun ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak terkena sanksi Barat yang diberlakukan setelah invasi Rusia ke Ukraina dan Rusia mengekspor gandum dalam jumlah besar tahun lalu, Moskow dan eksportir pertanian mengatakan pembatasan pembayaran, logistik dan asuransi telah menghambat pengiriman.
“Barat terus memblokir pasokan biji-bijian dan pupuk dari Federasi Rusia ke pasar dunia,” kata Putin, seraya menambahkan bahwa Barat telah “menipu” Rusia mengenai kesepakatan tersebut karena negara-negara kaya mendapat lebih dari 70% biji-bijian yang diekspor berdasarkan perjanjian tersebut.
Rusia dan Ukraina adalah dua produsen pertanian utama dunia, dan pemain utama di pasar gandum, barley, jagung, rapeseed, minyak rapeseed, biji bunga matahari, dan minyak bunga matahari.
Putin mengatakan Rusia memperkirakan panen gandum sebesar 130 juta ton tahun ini dan 60 juta ton di antaranya dapat diekspor.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, Kamis, mengatakan bahwa ia telah mengirimkan “serangkaian proposal konkret” kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang bertujuan untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut.
Salah satu tuntutan utama Moskow adalah agar Bank Pertanian Rusia terhubung kembali ke sistem pembayaran internasional SWIFT. UE menghentikannya pada Juni 2022 sebagai bagian dari sanksi besar yang dijatuhkan sebagai tanggapan atas invasi tersebut.
Putin mengatakan bahwa rencana untuk memasok hingga 1 juta ton biji-bijian Rusia ke Turki dengan harga yang lebih rendah untuk diproses lebih lanjut di pabrik-pabrik Turki dan dikirim ke negara-negara yang paling membutuhkan bukanlah alternatif dari kesepakatan biji-bijian.
Dia juga mengatakan Rusia hampir mencapai kesepakatan dengan enam negara Afrika mengenai rencana untuk memasok masing-masing 50.000 ton gandum secara gratis ke Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Republik Afrika Tengah dan Eritrea.
REUTERS
Pilihan Editor: Jokowi Bertemu PM Kamboja hingga Timor Leste jelang KTT ASEAN