Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nasib Pengungsi Afghanistan di AS, Terombang-ambing Keputusan Politik DPR

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Seorang bayi diserahkan kepada pasukan Amerika di atas tembok pembatas bandara untuk dievakuasi, di Kabul, Afghanistan, pada 19 Agustus [File: Omar Haidari/via Reuters]
Seorang bayi diserahkan kepada pasukan Amerika di atas tembok pembatas bandara untuk dievakuasi, di Kabul, Afghanistan, pada 19 Agustus [File: Omar Haidari/via Reuters]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengungsi asal Afghanistan di Amerika Serikat mulai mengkahwatirkan masa depan mereka. Dua tahun setelah kedatangan mereka, masa pembebasan bersyarat habis sementara proses untuk mendapat izin tinggal tetap belum keluar.

Salah satu pengungsi adalah Farzana Jamalzada. Ia meninggalkan Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban pada Agustus 2021, karena khawatir pekerjaannya dengan pemerintah AS akan membahayakan dirinya. Dia mencari perlindungan di AS dan pindah ke New York City di mana dia mendapatkan pekerjaan di organisasi amal yang membantu membayar sewa dan kebutuhan lainnya.

Namun izin kerjanya – dan suaminya Farhad – habis masa berlakunya pada akhir Agustus, membuat mereka berada dalam ketidakpastian karena menunggu wawancara imigrasi terkait permohonan izin tinggal permanen mereka.

“Kami benar-benar tidak memiliki banyak tabungan,” katanya. “Jika kami kehilangan asuransi atau tunjangan, apa yang harus kami lakukan? Asuransi kesehatan sangat, sangat mahal di sini.”

Perjuangan dengan dokumen imigrasi adalah hal biasa bagi lebih dari 70.000 warga Afghanistan yang dievakuasi ke AS sejak tahun 2021 di bawah Operasi Selamat Datang Sekutu. Banyak warga Afghanistan, termasuk Jamalzada dan suaminya, menerima “pembebasan bersyarat kemanusiaan,” yang memungkinkan mereka tinggal dan bekerja di AS untuk jangka waktu dua tahun pertama. Pada bulan Juni, pemerintahan Presiden Joe Biden memperpanjang pembebasan bersyarat tersebut selama dua tahun lagi, namun statusnya tetap bersifat sementara.

Koalisi bipartisan yang terdiri dari anggota parlemen, veteran, dan aktivis AS mendorong Kongres untuk menciptakan jalur langsung menuju tempat tinggal permanen dan kewarganegaraan bagi warga Afghanistan berdasarkan undang-undang yang dikenal sebagai Undang-Undang Penyesuaian Afghanistan.

Namun undang-undang tersebut belum mendapatkan dukungan di Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Partai Republik dan masih terhenti di Senat, di mana Partai Demokrat memegang mayoritas tipis.

Bagi warga Afghanistan yang memasuki AS melalui pembebasan bersyarat karena alasan kemanusiaan, mencari tahu jalan menuju status permanen dapat menjadi sebuah tantangan, menurut Danilo Zak, direktur asosiasi kebijakan dan advokasi di Church World Service, sebuah kelompok yang membantu pengungsi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ada banyak warga Afghanistan yang tidak mampu atau tidak bisa mendapatkan bantuan imigrasi,” kata Zak.

Berbeda dengan beberapa orang lainnya, Jamalzada dan suaminya memiliki jalur menuju tempat tinggal permanen. Pekerjaan mereka membantu pemerintah AS membuat mereka memenuhi syarat untuk mengajukan Visa Imigran Khusus, yang tersedia bagi penerjemah, juru bahasa, dan pihak lain yang membantu AS selama dua dekade operasi militernya.

Namun evakuasi AS dari Afghanistan dimulai begitu tiba-tiba sehingga Jamalzada terpaksa meninggalkan negara tersebut sebelum visanya diproses sepenuhnya, katanya.

Untuk mendapatkan tempat tinggal permanen, yang secara informal dikenal sebagai kartu hijau, pasangan tersebut harus menghadiri wawancara pemerintah pada 12 September, sehingga mereka tidak berhak bekerja selama hampir dua minggu.

Jamalzada mengatakan dia berharap Kongres akan memberikan jalan yang lebih langsung menuju status permanen bagi warga Afghanistan sehingga teman dan keluarganya yang sudah berada di AS bisa merasa lebih aman. "Kamu tidak pernah tahu apa yang akan terjadi padamu," katanya.

REUTERS

Pilihan Editor Yayasan Nobel Tak Jadi Undang Duta Besar dari Rusia, Belarus dan Iran

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turki Gelar Penyelidikan Pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi oleh Israel di Tepi Barat

42 menit lalu

Aysenur Ezgi Eygi di Seattle, Washington, 8 Juni  2024. International Solidarity Movement/Handout via REUTERS
Turki Gelar Penyelidikan Pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi oleh Israel di Tepi Barat

Turki telah memulai penyelidikan atas pembunuhan aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi oleh tentara Israel di Tepi Barat.


Jenazah Aysenur Ezgi Eygi yang Dibunuh Israel di Tepi Barat akan Tiba di Turki pada Jumat

1 jam lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyesalkan penembakan terhadap aktivis HAM Amerika Aysenur Ezgi Eygi.
Jenazah Aysenur Ezgi Eygi yang Dibunuh Israel di Tepi Barat akan Tiba di Turki pada Jumat

Kemlu Turki melakukan segala upaya untuk memastikan pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi tidak dibiarkan begitu saja


Kamala Harris: Dianggap Unggul Debat hingga Dukungan Taylor Swift

2 jam lalu

Wakil Presiden AS Kamala Harris menghadiri acara di Gedung Putih di Washington, AS, 3 Juni 2021. Ia menjadi wanita keturunan Asia dan kulit hitam pertama yang menjadi kandidat calon presiden dari Partai Demokrat. REUTERS/Evelyn Hockstein
Kamala Harris: Dianggap Unggul Debat hingga Dukungan Taylor Swift

Calon Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dan Donald Trump telah berhadapan langsung dalam debat Pemilihan Presiden


DPR Setujui Tambahan Anggaran Kementerian Investasi Rp681,88 Miliar, Rosan: Skala Prioritas yang Akan Dikerjakan

3 jam lalu

Menteri Investasi/Kepala BKPM baru Rosan Perkasa Roeslani usai Sertijab di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan pada Senin, 19 Agustus 2024. Tempo/Annisa Febiola.
DPR Setujui Tambahan Anggaran Kementerian Investasi Rp681,88 Miliar, Rosan: Skala Prioritas yang Akan Dikerjakan

Kementerian Investasi mengajukan tambahan anggaran Rp889,3 miliar ke DPR.


Donald Trump Vs Kamala Harris, Siapa Pemenang Debat Capres AS?

9 jam lalu

Layar menampilkan debat presiden yang diselenggarakan oleh ABC antara calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden AS Kamala Harris di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 10 September 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein
Donald Trump Vs Kamala Harris, Siapa Pemenang Debat Capres AS?

Dalam debat perdana capres AS, Kamala Harris sukses memancing kemarahan Donald Trump.


Anggaran Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis Mencapai Rp 10 Miliar, Budi Arie: Untuk Penyadaran Masyarakat

9 jam lalu

Sejumlah siswa mengikuti uji coba makan bergizi gratis di SDN Manggarai 01, Jakarta, Senin 9 September 2024. Makan bergizi gratis berupa nasi uduk dengan lauk telor bulat dan tempe orek serta buah pisang dan potongan timun. TEMPO/Subekti.
Anggaran Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis Mencapai Rp 10 Miliar, Budi Arie: Untuk Penyadaran Masyarakat

Menteri Komunikasi Budi Arie mengatakan bahwa anggaran sosialisasi untuk program makan bergizi gratis Rp 10 miliar. Untuk penyadaran masyarakat.


Anggota DPR Sebut Subsidi BBM Tidak Tepat Sasaran

12 jam lalu

Aktivitas pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Pertamina di jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2024.  Setiap peningkatan harga minyak 1 dollar AS berpotensi meningkatkan pendapatan negara sekitar Rp 3,6 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Anggota DPR Sebut Subsidi BBM Tidak Tepat Sasaran

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mengatakan 70 persen subsidi bahan bakar minyak (BBM) tidak tepat sasaran.


Pekerja Rumah Tangga Gelar Aksi di 14 Wilayah, Tuntut DPR Sahkan RUU PPRT

21 jam lalu

Sejumlah massa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil untuk UU PPRT melakukan aksi unjuk rasa mengawal Rancangan Undang-undang (RUU) Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (UU PPRT) di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa 10 September 2024. Sudah 20 tahun sudah RUU PPRT disodorkan, disusun, bahkan dijadikan RUU inisiatif DPR RI, namun tak kunjung juga disahkan. Mulai periode masa keanggotaan DPR 2004-2009 sampai periode 2019-2024. TEMPO/Subekti.
Pekerja Rumah Tangga Gelar Aksi di 14 Wilayah, Tuntut DPR Sahkan RUU PPRT

Koalisi sipil menuntut DPR segera mengesahkan RUU PPRT.


Soal Temuan Pansus Haji DPR, Begini Respons Menag Yaqut dan KPK

22 jam lalu

Suasana rapat dengar pendapat (RDP) Pansus Haji DPR dengan Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah di Ruang Rapat Komisi II DPR, Senayan, Senin, 2 September 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
Soal Temuan Pansus Haji DPR, Begini Respons Menag Yaqut dan KPK

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mempersilakan Pansus Haji mengungkapkan temuan-temuannya.


DPR Restui Kemenhub Tambah Alokasi Anggaran Rp 6,69 Triliun pada 2025

23 jam lalu

Suasana rapat kerja dan dengar pendapat Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat bersama Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengenai evaluasi pelaksanaan infrastruktur dan transportasi pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2024, di Senayan, Rabu, 5 Juni 2024. TEMPO/Ikhsan Reliubun
DPR Restui Kemenhub Tambah Alokasi Anggaran Rp 6,69 Triliun pada 2025

Kemenhub mendapat tambahan alokasi anggaran sebesar Rp 6,69 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2025